Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sadarlah! Anak Desa butuh Sekolah



PURWOKERTO (JOTAKO7) - Hampir dua tahun yang lalu kita digemparkan berita bocah SD asal Gununglurah Banyumas. Dia menghidupi dirinya dan dua adiknya untuk sekolah meski orang tuanya sudah tiada.  Iyappz, siapa lagi kalau bukan sang Tasripin. Anak kecil yang bagi saya adalah contoh dan gertakan bagi kita untuk belajar bagaimana hidup, berbagi dan peduli bagi orang lain.

Dia tahu dirinya bukanlah orang yang “punya”, rumah tidak layak huni, makan seadanya jika ada, adiknya ada dua, tidak ada uang, tidak ada orang tua, baju-seragam jauh kualitasnya dari anak-anak lain sesama desanya apalagi dibandingkan sama anak kota. Tetapi mata Tasripin melihat ke satu titik arah cerah, ada Allah sang Pencipta yang maha segalanya.

Tidak heran, jika Tasripin tetap semangat bersekolah dan menyekolahkan dua adiknya. Jalan curam naik turun gunung 5 Kilometer dari rumahnya tetap ia terjang walau panas hujan dingin keadaannya. Saya sendiri merasakan betapa menakutkan dan terjalnya jalan ke kampungnya, padahal kemarin saya naik mobil ngikut rombongan pejabat Bank Indonesia Purwokerto.  Batin saya bilang “kapok deh kesini, gila banget jalannya”. Hadewh, ketika saya tahu Tasripin dan teman-temannya menjalani hal ini setiap hari pulang pergi untuk sekolah jalan kaki, sungguh betapa luar biasanya perjuangan putra bangsa warga kampung Tasripin ini, saya jauuh dan perlu meniru semangatnya.


Beruntung sekali sejak 3 tahun yang lalu, didirikan Madrasah tsanawiyah (MTs) di kampung Tasripin. Sehingga ketika akan melanjutkan ke jenjang tingkat SMP Tasripin and Friend tersebut tidak perlu lagi jauh-jauh turun ke bawah guna sekolah, karena kini sudah ada MTs walau “masih ala kadarnya”. Perlu kita ketahui, sekolah ini sudah resmi terdaftar di bawah Departemen Pendidikan. Namun sampai saat ini tidak ada guru-guru pengajar tetap yang bersedia ditempatkan di daerah ini. Guru PNS yang notabenenya adalah bekerja untuk Negara, hingga sekarang tidak ada yang mau ditempatkan disini. Sehingga dengan terpaksa sekolah ini tetap dioperasikan walau dengan “guru relawan” yang terus berganti-ganti.

Kabarnya relawan yang biasa ngajar di sekolah ini adalah mahasiswa IAIN Purwokerto, universitas lain dan beberapa tokoh desa tersebut. Tanpa terasa MTs ini akhirnya berkembang menjadi pesantren, dan SMA. Dibalik semua ini ada sosok yang memimpin tentunya. Jabatan yang tepat bagi sang pimpinan lembaga ini adalah CEO. Karena dia bertugas multijob sebagai sang kepala sekolah, kiyai, guru ngaji, manajer keuangan, orang tua, dan apa saja tetek bengeknnya.

CEO itu bernama Isrodin. Dia yang mengkomando berbagai jenis kegiatan disitu, tentu berdasarkan musyawarah bersama. Kini angin segar menghapiri kawasan sekolah sekolah sekaligus pesantrennya, Allah maha melihat dan mendengar do’a warga sekitar serta tasripin and friends. Kantor perwakilan Bank Indonesia Purwokerto-Banyumas rupanya sedang membantu warga sekitar agar kreatif bekerja, memanfaatkan potensi alam sekitar dan membangun sarana prasarana penunjang.


Program yang sedang bergulir di kampung Tasripin ini adalah penanaman aneka buah-buahan , sayur mayur seperti kangkung,  mentimun, oyong,  kobiz. kol, kentang, kacang panjang dan lain-lain. Kepala unit komunikasi dan kordinasi kebijakan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Djoko juniwarto mengatakan: “Kita tanam berbagai macam potensi alam disini, seperti buah-buahan dan sayur mayur. Kita tidak menanam padi karena ini sudah 1900 diatas permukaan laut (DPL). Harapannya dengan pembinaan yang intensif dan berkelanjutan kita memimpikan suatu saat nanti supplier aneka buah dan sayuran di Banyumas bukan saja dari Banjarnegara, Brebes, bumiayu, dan lain-lain.” Jelasnya.


Hal itu diamini oleh Ramdhan Denny Prakoso selaku Kepala BI Purwokerto, “kampung Tasripin sedang kita bina agar perekonomian warga setempat bisa naik, mendapat kehidupan yang layak, sehingga harapan anak warga sekolah bisa tercapai” terangnya saat kunjungannya kemarin dalam rangka tanam perdana buah-sayur mayur hortikultura. Saat ditanya terkait mengapa tertarik memberdayakan warga disini, ia menjelaskan bahwa kampung Tasripin ini dulu dibangga-banggakan dengan Telaga Kumpenya, searching saja di google bagaimana Telaga Kumpe, pasti indah. Namun lihatlah sekarang telaga Kumpe berubah kembali menjadi hutan penuh alang-alang liar,berubah 180 derajat tak terawat. Makanya BI sedang mencontohkan program yang benar dan bukan pencitraan semata.



Post a Comment for "Sadarlah! Anak Desa butuh Sekolah"