Nilai-Nilai Pendidikan Profetik dalam Novel Bumi Cinta
Nilai-nilai pendidikan profetik diartikan
suatu ide yang dianggap penting mengenai pendidikan
yang bertujuan membentuk manusia yang memiliki karakter hidup berdimensi transendensi
yang kuat dan stabil untuk mampu mewujudkan kehidupan yang ideal. Nilai-nilai
tersebut mengerucut menjadi tiga
dimensi, yakni dimensi transendental, humanisasi, dan liberal.
1.
Transendensi
Transendensi bisa diartikan hablun min
Allah, ikatan spiritual yang mengikatkan antara manusia dan Tuhan.[i] Transendensi
dalam teologi Islam berarti percaya kepada Allah,
kitab Allah dan yang ghoib (Q.S. Al
Baqoroh: 3-4). Transendensi merupakan sumbangan Islam yang signifikan kepada dunia modern, sebab
dengan agamalah manusia bisa memanusiakan teknologi.
Dalam novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy, penulis mengidentifikasi adanya nilai transendensi
edukatif, yakni:
a.
Pengakuan
Terhadap Kekuatan Supranatural Allah dengan Keyakinan yang Utuh Bahwa Gerak dan
Tindakan Bermuara Kepada-Nya[ii]
Pengakuan terhadap kekuatan dan Kuasa Allah
diaplikasikan sebagai ketundukkan terhadap perintahNya dan Penjauhan terhadap
segala laranganNya (taqwa). Seorang hamba yang mengakui bahwasanya dirinya yang
lemah berada dalam kekuasaan Dzat Yang Maha Kuasa, akan selalu patuh dan tunduk
terhadap semua aturan yang dibuat oleh-Nya.
Dalam berbagai keadaan, hati Ayyas selalu
terpaut kepada Allah. Sehingga segala lakunya merupakan laku Al Qur’an,
segalayang dikatakan dan diperbuatnya didasarkan kepada ajaran kitab suci Al
Qur’an. Dalam keadaaan yang bagaimanapun Ayyas selalu berusaha untuk berbuat
kebaikan dan menjauhi segala larangan. Ayyas mempunyai ruh ihsan sebagai
landasan ketakwaannya.
b.
Ihsan Sebagai
Puncak Ibadah
Ihsan merupakan tingkat keimanan yang
tertinggi. Perasaan demikian akan membuat seorang hamba merasa selalu di awasi.
Segala perilaku berada dalam monitoringRabb-Nya sehingga dengan
sendirinya ia tidak akan memiliki celah untuk untuk melakukan perbuatan yang
tercela. Sekalipun tidak terlihat oleh manusia ia tetap enggan melakukan
perbuatan yang melanggar titah Tuhan.
Perasaan demikian direfleksikan dalam diri Ayyas
yang menolak ajakan Linor untuk berzina karena takut kepada TuhanKeyakianan
yang penuh bahwa Allah Maha Melihat, membuat Ayyas merasa selalu terawasi dalam
setiap tindakannya. Ia tidak kuasa untuk berbuat maksiat karena merasa Allah
pasti mengetahui perbuatannya.
c.
Sholih Ritual
dan Sholih Sosial
Dalam kaitannya dengan sholih sosial, kang
Abik mengaplikasikan sebagai kejadian ketika tokoh utama bersedia menolong
seoarang Atheis yang berada dalam keadaan kritis. Pertolongan yang dilakukan
tidak dimaknai sebagai menolong orang yang memusuhi Tuhan, melainkan
sebaliknya. Teladan yang ingin diberikan berupa pemenuhan hak dan kewajiban
secara seimbang. Pemenuhan kewajiban terhadap Allah menuntun Ayyas untuk
menolong Yelena. Berdasarkan perintah bahwa wajib bagi seorang muslim untuk
menyelamatkan jiwa seseorang tanpa pandang bulu.
d.
Melakukan
Pendekatan dengan Lingkungan (Alam) Dimaknai Sebagai Bagian dari Bertasbih,
Memuji Keagungan Allah
Pembaca diajak untuk merenungi tingkah laku
alam semesta yang pada hakikatnya adalah tasbih alam. Manusia yang berpikir
senantiasa mampu melihat makna dibalik suatu peristiwa untuk diambil hikmahnya.
Karena seorang mukmin menyadari tidak ada yang diciptakan Allah dengan sia-sia,
sekalipun seekor nyamuk kecil yang sering menebar penyakit.
Disini Habiburrahman berusaha memproyeksikan
dzikir alam dalam novelnya. Kang Abik mempersonifikasikan dzikir alam agar
dapat dipahami oleh pembaca. Dalam Bumi Cinta Kang Abik banyak
melukiskan bagaimana alam berdzikir. Pembacaan Kang Abik terhadap dzikir alam
yang tertuang dalam karya sastra selaras dengan pembacaan yang dilakukan oleh
Harun Yahya secara ilmiah.[iii]
e.
Doa sebagai
Wasilah Memperoleh Kebaikan Tuhan Tempat Bergantung
Sikap ini ditunjukkan Ayyas dengan memasrahkan
semua harapannya kepada Allah. Kalimat
kepasrahan yang mencerminkan kelemahan manusia membuatnya berharap akan
pertolongan Allah. Bujuk rayu seorang hamba yang telah menghayati posisi
kehambaannya membuatnya ikhlas dalam berdoa. Berdoa dalam doa yang sebenarnya.
Berdoa yang mengerti akan esensi doa sebagai pengagungan terhadap keMaha
Kuasaan Allah.
f.
Memahami Suatu
Kejadian dengan Pendekatan Mistik (Keghaiban), Mengembalikan Sesuatu Kepada
Kemahakuasaan-Nya
Seperti yang direncanakan oleh Linor dan agen
Zionis untuk menfitnah Ayyas dalam aksi peledakan bom di lobby Metropole Hotel
yang terletak di jantung kota Moskwa. Namun, rencana Ben Solomon, tidak
dikendaki oleh Allah. Maka dengan kemahakuasaan-Nya, Allah mematahkan rencana
jahat Ben Solomon untuk menghancurkan Islam. Secuil perisai yang Allah turunkan
mampu mematahkan rencana Ben Solomon. Hanya semata karena kehendak Allah lah,
Ayyas selamat dari jurang fitnah yang keji.
g.
Mengaitkan
Perilaku, Tindakan, dan Kejadian dengan Ajaran Kitab Suci
Penghayatan terhadap ajaran agama yang
sungguh-sungguh menjadikan nilai-nilai agama yang termaktub dalam kibab suci
menginternal dalam diri hamba. Seorang pemeluk agama akan memahami agama sampai
pada dataran “makna” sehingga ia bisa melakukan komunikasi vertikal dan
horizontal yang baik. Hubungan baik dengan tuhan diwujudkan salah satunya
dengan menjalin hubungan baik dengan manusia dan alam. Seperti yang terjadi
kepada Ayyas dan Salma Abdul Aziz.
Salma dan Ayyas sama-sama tergerak hatinya
untuk menolong manusia tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama. Yang
dilakukan tidak lain adalah respon hati terhadap kesadaran akan pelaksanaan
titah Tuhan Yang Maha Esa.
h.
Keikhlasan
Sebagai Salah Satu Bentuk Penghambaan yang Paripurna
Ayyas mendapatkan pelajaran langsung dari
realita yang ditampilkan oleh karakter Mbok Jum. Kesabaran membuat Mbok Jum
tetap berkepala dingin menghadapi kekeraskepalaan Pak Turah. Mbok Jum yang
dimaki oleh Pak Turah berusaha mengendalikan emosi dengan tetap berkata halus
dan melakukan klarifikasi. Sampai akhirnya Mbok Jum yang mengalah.
Mengikhlaskan uangnya dan mendoakan kebaikan kepada orang yang telah
menyakitinya.
2.
Humanisasi
Humanisasi dalam bahasa latin humanitas
“makhluk manusia”, “kondisi menjadi manusia”, jadi humanisasi artinya
memanusiakan manusia, menghilangkan “kebendaan”, ketergantungan, kekerasan, dan
kebencian dari manusia.[iv] Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia yakni menyelematkan manusia
dari proses dehumanisasi yang tengah terjadi.[v]
Dalam novel Bumi Cinta terdapat nilai
Humanisasi edukatif, yakni;
a.
Menjaga
Persaudaraan Sesama Meski Berbeda Agama, Keyakinan, Status Sosial Ekonomi dan
Tradisi,
Melalui tokoh Ayyas pesan toleransi dapat
tersampaikan dengan baik. Islam tidak memaksa siapa pun untuk masuk ke dalam
agama Islam. Bahkan Islam memberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai
dengan yang di yakini. Karena semua pilihan akan dipertanggungjawabkan di hari
akhir kelak.
b.
Penolakkan
Terhadap Perbuatan Aniaya Termasuk Penghilangan Nyawa, dan Segala Perbuatan
Dehumanisasi.
Pada hakikatnya manusia selalu mempunyai sisi
kemanusiaan sekalipun suara kemanusiaan tersebut selalu dibungkam. Hal ini
dialami oleh Linor (agen Zionis), Devid (pengagung seks bebas), dan Yelena
(Pelacur yang Atheism). Mereka yang melakukan perbuatan perbuatan dengan
pedoman hawa nafsu pada akhirnya terbelenggu dan kehilangan sisi
kemanusiaannya.
Dalam novel ini disebutkan akan
keterbelengguan mereka yang mencapai titik tertinggi mengakibatkan kehidupan
menjadi hampa tidak berarti. Keadaan tersebut menjadi titik tolak untuk kembali
mencari Tuhan. Meninggalkan segala bentuk dehumanisasi yang menyebabkan
hilangnya sisi kemanusiaan.
c.
Sikap Peduli
Merupakan Refleksi Pemanusiaan Manusia
Nilai ini tercermin melalui kepedulian Ayyas
yang bersedia menolong Yelena, Linor
yang membantunya mengurus perawatannya di rumah sakit serta belas kasih Bibi
Margaretha membuat Yelena kembali merasa dimanusiakan. Yelena bukan sekedar
seonggok daging yang bisa dijual belikan untuk memuaskan hasrat para lelaki
hidung belang. Ia adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan mendambakan
uluran kepedulian dari manusia lain. Kepedulian itulah yang menjadikan ia
merasa diakui keberadaannya sekaligus dimanusiakan.
3.
Liberasi
Liberasi dalam
bahasa latin liberare berarti memerdekakan artinya pembebasan, semuanya
dengan konotasi yang mempunyai signifikasi sosial.[vi] Liberasi berarti pembebasan ekonomis, politis, sosio-kultural, dan
pendidikan dari belenggu kapitalis, otoriterianis, patriarkhis,[vii] serta dari belenggu-belenggu yang membuatnya tidak berkembang ke arah yang lebih baik dan berkualitas.
Pendidikan liberasi saat ini dibutuhkan untuk pembebasan manusia karena dalam
peradaban modern, pasar atau negara menyebabkan manusia mengabdi atau menjadi
budak. Sebuah karya sastra yang menceritakan orang yang berjuang membebaskan
kaum buruh merupakan jenis pendidikan liberasi bagi pembacanya. Demikian juga
hasil karya sastra yang menceritakan perjuangan kemanusiaan melawan negara yang
menindas.[viii]
Dalam novel Bumi Cinta, terdapat nilai-nilai Liberasi,
yakni;
a.
Menggugat
Kebjakan yang Tidak Pro Rakyat
Dialog yang dilakukan Ayyas dengan Profesor
Tomskii terbaca sebagai nasehat kepada bangsa Indonesia, agar masyarakat turut
peran aktif melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah.
b.
Penolakan
Terhadap Korupsi yang Masih Menjadi “Style” Petinggi Negara.
Sikap ini ditampilkan dalam pernyataan
Professor Tomskii ketika menasehati Ayyas yang tidak lain adalah fakta yang
ingin disampaikan oleh penulis untuk menggugah generasi muda bangun dan melek
realita. Pertanyaan professor Tomskii dengan menggunakan redaksi “bagaimana
keadaan Indonesia masih korupsi?” merupakan sindiran terhadap betapa
tersohornya Indonesia dengan kasus korupsi. Hal ini juga secara tidak langsung
menggugat, kapan Indonesia bebas korupsi.
c.
Pemberantaasan
Kebodohan dan Stagnasi
Memberantas kebodohan merupakan hal yang wajib
dilakukan oleh umat Islam. Dalam Al Qur’an, perintah yang pertama kali turun
adalah iqra’ (bacalah). Membaca merupakan kegiatan untuk memperkaya ilmu
pengetahuan. Membaca bisa dilakukan dengan membaca teks maupun non teks
(fenomena alam, sosial, budaya dan psikis). Perintah ini sesungguhnya mempunyai
spirit agar manusia terus belajar sehingga terbebas dari kebodohan. Sikap ini
diteladankan oleh tokoh Ayyas, pribadi yang selalu haus ilmu. Belajar dari mana
pun dan apa pun tanpa berhenti (long life education).
Dalam novel Bumi Cinta, Habiburrahman
El Shirazy mencoba menunjukan mengenai perempuan berdedikasi tinggi sebagai
motivator pembaca. Diceritakan seorang professor muda bernama Anastasia
Palazzo. Doktor cantik sarat prestasi akademik. Hal ini mengisyaratkan bahwa
kesuksesan bersifat universal dan terbuka bagi siapa saja yang mempunyai
keinginan dan usaha untuk mencapainya.
KESIMPULAN
Nilai-nilai Pendidikan Profetik
dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai berikut:
1.
Muatan nilai
pendidikan profetik dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy
terbagi menjadi tiga dimensi, pertama dimensi transendental, yaitu:
(a)Pengakuan
Terhadap Kekuatan Supranatural Allah dengan Keyakinan yang Utuh Bahwa Gerak dan
Tindakan Bermuara Kepada-Nya,
(b) Ihsan
Sebagai Puncak Ibadah,
(c) Sholih
Ritual dan Sholih Sosial,
(d) Semesta
Bertasbih
(e) Melakukan
pendekatan dengan lingkungan (alam) dimaknai sebagai bagian dari bertasbih,
memuji keagungan Allah,
(f) Doa
sebagai Wasilah Memperoleh Kebaikan Tuhan Tempat Bergantung,
(g) Memahami
Suatu Kejadian dengan Pendekatan Mistik (Keghaiban), Mengembalikan Sesuatu
Kepada Kemahakuasaan-Nya,
(h) Mengaitkan
Perilaku, Tindakan, dan Kejadian dengan Ajaran Kitab Suci,
(i) Keikhlasan
Sebagai Salah Satu Bentuk Penghambaan yang Paripurna.
Kedua dimensi
Liberasi yaitu,
(a)menggugat
kebijakan yang tidak pro rakyat,
(b) penolakan
terhadap korupsi yang masih menjadi style petinggi negara,
(c)
pemberantasan kebodohan dan stagnansi,
(d) pendidikan
bagi perempuan.
Ketiga, dimensi
Humanisasi, yaitu
(a)Menjaga
Persaudaraan Sesama Meski Berbeda Agama, Keyakinan, Status Sosial Ekonomi dan
Tradisi,
(b)penolakkan
terhadap perbuatan aniyaya termasuk penghilangan nyawa, dan segala perbuatan
dehumanisasi,
(c) Sikap
Peduli merupakan refleksi pemanusiaan manusia.
2.
Relevansi
Nilai-nilai Pendidikan Profetik dalam fenomena pendidikan, yaitu berupa
(a)Kontekstualisasi
Tasbih; Menjaga Kesucian Diri,
(b) Pluralisme
adalah Sebuah Keniscayaan dan Kerukunan Sebagai Pemersatu,
(c) Pembebasan
dari Kebodohan melalui kamunitas kreatif,
(d) Penanganan
Kasus Prostitusi dengan Penutupan Gang Dolly.
Salam
Hangat Jotako7
Jurnal Of Trust And Kaleidoscopical
Obsession
Jujur Omongane, Tawadhu’ Akhlake, Kualitas
Obrolane
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Faishal.
Ini Naskah Deklarasi Penutupan Gang Dolly. (http://regional.kompas.com/read/2014/06/18/2211569/Ini.Naskah.Deklarasi.Penutupan.Gang.Dolly&client,
diakses pada tanggal 27 November 2014)
Echols, John
M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia
El Shirazy,
Anif Sirsaeba. 2006. Fenomena Ayat-Ayat Cinta. Jakarta: Republika.
El Shirazy, Habiburrahman. Bumi Cinta. 2011.
Jakarta: Ihwah Publishing House.
Faishal,
Ahmad. “Warga Korban Penutupan Dolly Dilatih Bikin Bakso dan Pangsit”.(http://regional.kompas.com/read/2014/09/11/122841/Warga.Korban.Penutupan.Dolly.
Dilatih.Bikin.Bakso.dan.Pangsit, diakses pada tanggal 27 November
2014
Irsyad, Mohammad. Fiqih Jatuh Cinta. Yogyakarta:
Irsyadul Fikr. 2001.
Kuntowijoyo. 1998. Paradigma
Islam Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan.
Kuntowijoyo.
2007. Islam sebagai Ilmu; Epistimologi, Metodologi, dan Etika.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Roqib, Moh. Prophetic Education; Kontektualisasi
Filsafat dan Budaya Profetik dalam Pendidikan. Purwokerto; STAIN Press, 2011.
Rosyadi,
Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Subhani, Ja’far. 2006. Sejarah Nabi
Muhammad SAW. Jakarta: Lentera.
Thoha, Anis Malik. 2005. Tren Pluralisme Agama; Tinjauan Kritis. Jakarta: Gema Insani.
Yahya, Harun.
2008. Miracle of The Qur’an. Keajaiban Al
Qur’an, terj. Ary Nilandari, Rini Nurul Badariah.
Bandung. Arkan Publishing.
[i]Moh. Roqib, Prophetic Education.……………… hlm. 78.
[ii]Moh. Roqib, Prophetic Education.……………… hlm. 71.
[iii] Lihat, proses
terjadinya hujan yang diungkapkan oleh Harun Yahya secara ilmiah dengan
mengutip ayat Al Qur’an. Harun
Yahya. 2008. Miracle of The Qur’an.
Keajaiban Al Qur’an, terj. Ary Nilandari, Rini Nurul Badariah.
Bandung. Arkan Publishing.
[iv]Kuntowijoyo Islam sebagai Ilmu …….. hlm. 97.
[vi]Kuntowijoyo Islam sebagai Ilmu …….. hlm. 97.
[ix] Pendidikan bagi perempuan merupakan salah sikap pro terhadap
perempuan yang hampir selalu tampak dalam karya-karya Kang Abik. Hal ini di baca sebagai impikasi dari rasa
hormat yang tinggi terhadap ibu (baca; perempuan). Karya-karyanya lebih banyak
berbicara tentang kesetaraan gender. Perempuan yang (oleh masyarakat dan
kebudayaan) dianggap sebagai peran figuran, mendapat porsi penting dalam karya
Kang Abik. Bahkan ada satu karya Kang
Abik berjudul Cinta Suci Zahrana yang memposisikan perempuan sebagai tokoh utama.
Post a Comment for "Nilai-Nilai Pendidikan Profetik dalam Novel Bumi Cinta"