Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Darurat Pinjaman Online Konsumen Dipermalukan di Medsos



By : Yan Aldo Wiliantoro

Tulisan ini saya tunjukan kepada sahabat Dosen, guru, rekan2 organisasi ekonomi MES, Kopkun, Asbisindo serta kawan2 di organisasi bisnis IIBF, PBI, HIPMI, KPMI dll.

Beberapa hari ini saya menerima sms yang berisi mengingatkan adik didik yang pernah saya ajar untuk membayar hutang namun dengan ancaman akan terus mengirim sms sampai hutangnya lunas.

Sms tersebut masuk setiap hari dengan nomer yang berbeda. Dan mendorong saya mengecek lebih jauh siapa anak tsb.

Pinjamnya via online sebesar 1 juta dipotong di depan 400 ribu, jadi dia harus mengangsur 1.4 juta atau dengan bunga 20% per hari

Dan benar adanya uang tersebut bukan untuk bayar sekolah apalagi untuk makan, namun dia gunakan untuk sekedar hang out dengan rekan…

Langsung pada poinnya, dia hanya satu dari ribuan korban "rentenir online" yang menebar jaringnya bukan lagi pada orang tuanya namun pada anak2 kecil.


Kita Harus Ikut Turun Tangan

OJK sendiri telah mengumumkan ratusan PinJol yang ilegal, bahkan Tidak sedikit yang telah dipidanakan polisi.

Namun seperti jamur, "Rentenir online" pertumbuhanya lebih cepat dari yang diduga. Ditutup satu, dibisa ganti nama. Duplikasi bisnisnya menjadi sangat cepat.

Oleh karena itu, jelas ini tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu pihak. Namun semua harus turun tangan.

Sebagai orang yang pernah terjebak debt trap sungguh sangat menggagu secara kehidupan sosial ekonomi. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi psikologi anak kelas 3 SMA atau mahasiswa awal semester terjebak dengan kondisi tekanan seperti itu.

Baru saja kita dipertontonkan bagaimana seseorang yang ditagih dengan konten pronografi, bahkan ada seorang yang memilih pura-pura mati karena hutang tidak produktif.

Jelas kita tidak ingin ini terjadi pada anak-anak kita.

Melek Keuangan

Pihak kampus, bank dan organisasi harus saling bersinergi membuat progran rutin yang ditunjukan untuk kampus.

Pemahaman tentang Good Debt Bad Debt, Rich Mentality harus disampaikan secara gamblang kepada adik2.

Pemahaman dasar apa itu kebutuhan pokok, sekunder dan tersier dikemas dalam materi Financial literacy yang mudah dipahami menjadi bukan hal tabu yang harua disampaikan pengajar kepada siswa atau mahasiswanya.

Tujuan akhirnya adalah adik2 ini paham apa itu kebutuhan dan keinginan,  bagaimana seharusnya pengaturan keuangan yang benar.

Dan korban2 dari sistem ekonomi gelap ini bisa dicegah.

Semoga, kita bisa turun tangan menyelesaikan masalah ini.

Program Goes to Campus harus jadi salah satu program utama pengabdian ke masyarakat.

Bukan untuk siapa-siapa namun untuk anak-anak kita.

*

Salam,
Aldo I Berbagi itu membahagiakan
Sumber judul: #48 Good Debt Bad Debt

Post a Comment for "Darurat Pinjaman Online Konsumen Dipermalukan di Medsos"