Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makan Lebih Dicintai Allah Daripada Ibadah


Jotako7 Post-Hanya 5 menit dari rumah saya dengan naik sepeda motor, ada toko jam langganan yang sudah ekais bertahun-tahun bahkan sekarang sudah dijalankan oleh generasi penerus kedua.

Ketika saya ada membutuhkan ganti baterai jam tangan, tentu saya akan ke sana. Sama saja ketika jam dinding di kamar milik anak tidak berfungsi, langsung saya bawa ke toko tersebut untuk diperbaiki.

Walaupun hanya jam dinding murahan, rupanya anak-anak menyukai warnanya yang pink dan karakter angkanya yang lucu sekali. Setelah beberapa waktu melihat mesin jam tersebut, bapak penjaga toko mengatakan bahwa mesin jam tangannya yang tidak berkualitas sama sekali. Sehingga asal jadi saja, sebulan dipakai kembali rusak.

Jam seperti itu memang mendominasi di pasaran. Walaupun warnanya menarik dan bentuknya bikin hati terpikat, tetap saja hanya bisa dijual dengan harga murah. Sebab nilai sebuah jam itu ditentukan oleh mesinnya, bukan tampilan luarnya.

Bapak penjaga toko menawarkan kepada saya koleksi-koleksi model jam dinding yang dia punya. Penampilannya rata-rata biasa saja, namun harganya luar biasa. Produk jam merk Jepang dengan kode produksi Korea, harganya bisa sampai sepuluh kali lipat.

Bahkan dia rekomendasikan sebuah jam yang ia sebut sebagai "Jepang asli". Karena merk dan produksinya dari Jepang. Harganya? Dua puluh kali lipat!

Akhirnya saya mengerti, agar jangan tertipu oleh penampilan luar sebuah jam sebelum saya pastikan betul-betul mesin yang ada di dalamnya, apakah berkualitas atau abal-abal.

Setelah dipikir-pikir, barangkali demikianlah gambaran orang-orang yang hanya memperbaiki ibadahnya saja namun mereka lalai untuk memastikan rezeki yang mereka makan, apakah diperoleh secara halal atau abal-abal.

Ada banyak hadis Rasulullah yang mengingatkan bahwa orang yang makan dari usaha yang diharamkan oleh syariat, maka ibadahnya ditolak oleh Allah. Meskipun amalan yang  dilakukan sangat menarik dan memikat hati.

Oleh karenanya dalam surat Al-Mu'minun ayat 51, Allah mendahulukan perintah untuk makan dengan sesuatu yang halal sebelum beramal soleh.

يَٰأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا ۖ إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

"Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku (Allah) Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ulama menerangkan bahwa apabila dalam satu ayat yang sama menjabarkan beberapa perkara, maka perkara yang disebutkan lebih dulu (tartiib) itu menunjukkan yang lebih prioritas.

Artinya dalam ayat tersebut Allah hendak memberi pelajaran bahwa mencari makan yang halal itu haruslah didahulukan sebelum kita memperbagus amal ibadah kepada Allah.

Jangan sampai tertipu, hanya fokus beribadah dengan menarik dan memikat, namun saat mencari rezeki tidak mengindahkan halal dan haram. Layaknya sebuah jam, nilai seorang manusia ditentukan mesinnya, bukan tampilan luarnya.

Ibnu Kharis Go
Ibnu Kharis Go Creativepreneur toward 5.0

Post a Comment for "Makan Lebih Dicintai Allah Daripada Ibadah"