Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Lahirnya Hazton I

Hazton Rojolele

By: Ibnu Kharis

Awal mula mengapa teknologi Hazton ditemukan adalah berawal dari kegelisahan pihak Bank Indonesia Kalimantan barat dalam menangani inflasi di provinsi tersebut. Inflasi yang paling banyak didominasi oleh sektor pangan beras adalah pemicu utamanya. 

Kalimantan barat memiliki lahan pertanian yang sangat luas dari pada luas areal persawahan di Jawa, yaitu hampir 3 kali lipatnya. Namun dengan lahan yang sangat luas tersebut ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan beras daerah tersebut. Sehingga dengan stok sedikit sementara permintaan akan beras terus saja menggeliat, menjadikan harga pangan beras menjadi naik drastis.

Kenaikan harga beras menyumbangkan angka 30 persen terhadap naiknya inflasi. Oleh karenanya pihak Bank Indonesia Kalimantan Barat sangat merasa harus terjun kesawah untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan petani.

Kita tahu bahwa Bank Sentral Republik Indonesia (BI) selama ini dalam mengatasi kenaikan inflasi yaitu dengan cara: 1) menaikkan tingkat suku bunga agar masyarakat berbondong bondong menabung dan jumlah uang yang beredar menjadi terkurangi 2) melakukan operasi pasar agar masyarakat membeli barang dengan murah sehingga permintaan ke pihak pemasok semakin rendah dan harga akan kembali rendah (demand pull inflation). Dan cara ini bisa dibilang sudah kuno alias bahulo.

Sekarang saatnya mengatasi Inflasi melalui ruang nyata yang menjadi penyebab inflasi. Setelah terjun ke sawah/para petani langsung, pihak BI mendapati berbagai macam permasalahan petani. Mulai gagal panen, banyak gabah hampa, permasalahan wereng, sundep, tikus, beluk dan tetek bengek lainnya sehingga menimbulkan biaya produksi tani sangat mahal sementara produksinya tetap sedikit. Malah terkadang petani merugi, bakbuk alias balik modal pun tidak.

Setelah mendapati data tersebut, BI kembali ke sawah dengan menganalisis biaya pengolahan produksi padi petani Kalbar. Bank Indonesia Kalbar atas komando Djoko Juniwarto menghitung biaya petani mulai dari biaya input urea, phonska, sp36, insektisida kimia, dll. Serta biaya proses yang meliputi berapa petanimembayar ongkos sewa lahan, pengolahan lahan, biaya tanam, nanjangi,matun, biaya semprot, biaya pemupukan, hingga biaya panen.

Mengejutkan! Biayanya bengkak.
Hasil produksinya tidak bisa membayar biaya mengolah padi selama satu musim tanam (MT).




Post a Comment for "Sejarah Lahirnya Hazton I"