Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Tahun Baru 1438 Hijriah



By: Ibnu Kharis Pareto
(diolah dari Mamah Dedeh Indosiar)

Sobat Jotako7Post, sekarang kita sudah memasuki hari ke dua tahun baru hijriah yang ke 1438. 

Yang namanya kita masuk tahun baru hijriah, kita wajib merenung.
Kita tahu semakin hari umur kita semakin bertambah, sementara jatah umur kita berkurang. Hal ini menjadikan langkah kita ke tanah kubur semakin dekat, bukan semakin jauh.
Lalu apa yang harus kita lakukan?


Sahabat ‘umar bin Khattab berkata:
حاسبو أنفسكم قبل أن تحاسبوا
“Hisablah/hitunglah dirimu sebelum kamu dihisab amalnya oleh Allah sang maha pencipta”
Kalimat حاسبو mengandung dua makna yang dalam dan kuat. Pertama, menunjukkan peringatan bahwa hidup pasti akan bertemu dengan yang namanya kematian. Kedua, menunjukkan makna perintah bahwa sisa umur yang kita miliki saat ini harus digunakan untuk berada di jalan kebaikan/right path of allah.


Sobat jotako seven, lihatlah yang apa arti muhasabah. Kita harus sadar bahwa adanya perpindahan dari hari ke hari bulan ke bulan tahun ke tahun. Itu adalah salah satu dari kekuasaan allah swt.




إن في خلق السموات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولى الألباب

“Sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi serta dalam peralihan antara waktu malam ke siang, sungguh ada tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berfikir cerdas”
Lihatlah, bacalah situasi keadaan hidupmu dan di sekelilingmu. Betap agungnya Allah, betapa mulianya allah dalam menciptakan waktu.

Hari ini (10/03) kita berada di hari senin, besok selasa, esoknya lagi rabu. setiap hari kita pasti melalui senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu, dan minggu. Teruus berulang ulang kita melewatinya. hingga kita harus sadar bahwa semakin kita terus melewatinya maka semakin dekat menyongsong kematian.

Lalu bagaimana caranya?
Hisablah diri kita. kemarin apa yang kita akukan, sekarang apa, dan besok mau melangkah kemana?

Ibarat perusahaan atau Toko, setiap tahun bahkan setiap bulan selalu ada laporan keuangannya. Apa kita beruntung? apa yang menjadikan kita untung, berapa persen untungnya, dan bagaimana supaya keuntungan ini bisa bertambah dan aman. Sementara kalau rugi, apa yang menjadikan rugi, berapa persen kerugian kita, bagaimana agar tidak merugi lagi.

Hal itupun sama ketika kita memasuki bulan Hijriah 1438 ini. Apakah selama ini kita beruntung atau merugi? indikatornya, bagaiamana shalat kita, apakah sudah tepat waktu, khusyu’ belum atau bahkan bolong-bolong. Bagaimana juga peran kita terhadap lingkungan kita, apa kita peduli terhadap mereka, berapa banyak kita menyumbangkan untuk yatim piatu, fakir miskin, lansia, orang sakit, atau peran lainnya yang dibutuhkan masyarakat kita. Bagaimana dengan bacaan alquran kita, apa sudah baik, apa sudah memahami isi kandungannya, mengamalkannya, atau bahkan membaca saja masih harus diperbaiki? Dan apa saja hal yang kita langgar dari aturan-aturan Allah?

Jadi muhasabah itu memang wajib, agar kita bisa maju menjadi insan yang Taqwa. Dalam arti berjiwa Professional, Integritas, Visioner, Inklusif, dan bisa Bersinergi dengan orang lain.

حاسبو أنفسكم قبل أن تحاسبوا
“Hisablah/hitunglah dirimu sebelum kamu dihisab amalnya oleh Allah sang maha pencipta”
Sampai mana ketakwaan dan keimanan kita pada Allah?

Jangan hanya merayakan tahun baru yang “tidak karuan”.
Survey membuktikan, berapa banyak masyarakat kita yang mengaku muslim tapi tanda tanya, mengapa?

Giliran tahun baru hijriah cuek-cuek saja.. I don’t care
Eee giliran tahun baru masehi 1 januari, yang namanya tukang areng berkarung-karung di sepanjang jalan. Pada bakar jagung, bakar sate, bakar ayam sungguh luar biasa raminya. Terompet berderet deret sepanjang jalan dan tempat keramaian kota. Bukankah begitu?
لاإله إلاالله
“Tiada tuhan selain Allah”
Bolehkah kita merayakan tahun baru??
Boleeh.

Asalkan dengan hal yang positif. Ayolah

Kita ramaikan tahun baru dengan berdzikir (ingat/melihat fenomena), baca al-quran, khataman 30 juz, shalawatan, pengajian, berbagi dengan anak yan kurang mampu seperti fakir miskin, yatim piatu, orang yang kekurangan fisik dan mental. Itu sungguh mulia dari pada huru hara berterompet joget ria hingga pest ria membuang-buang uang untuk membakar langit dengan kembang api?

Nikmat mana lagi yang kau dustakan pada Allah, padahal semua yang kau miliki adalah pemberian dari Allah.

Sobat JotakosevenPost, saya juga belum menjadi baik sepenuhnya. yang ada kita harus memperbaiki.

Yang lalu, yang sudah baik kita syukuri, kita pertahankan. Tinggal kita tingkatkan kebaikan kita.

Yang merasa belum baik amaliah atau ibadahnya, sekarang songsong masa depan kita. Tambahin amal baik kita.

Yang kurang sempurna, sempurnakan. dan yang kurang baik perbaiki.

Salah besar jika kita ajeg-ajeg saja, dari waktu ke waktu sama saja. Nabi Muhammad SAW. bersabda: “siapa yang hari ini buruk dari pada hari kemarin dia Rugi. Siapa yang hari ini sama saja dari hari kemarin juga Rugi. Lalu siapa yang untung? yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin”.

Dalam rangka menghadapi tahun baru hijriah 1438 ini, ayo upgrade iman kita pada allah, lahirkan perbuatan-perbuatan baik dari diri kita (menjadi orang yang bermanfaat), dan seimbangkan hubungan kita sama allah (akhirat) dengan hubungan kita sama manusia (dunia). (10/03).

Untuk menambah value di awal tahun ini, berikut kajian tentang bulan muharram 9bulan pertama di tahun hijriah): http://jotako7.blogspot.co.id/2016/10/memuliakan-bulan-muharram-1438-h.html

Salam Jotako7post
Semoga Menjadi lebih baik masa depan kita
Journal Of Trust And Kaleidoscopic Obsession
Jujur Omongane, Tawadhu’ Akhlake, Kualitas Obrolane

Post a Comment for "Renungan Tahun Baru 1438 Hijriah"