Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ada Apa Dengan Kemenangan Trump?




Seluruh orang di belahan dunia sedang tertampar berita kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika serikat. Pasalnya berbagai praduga dan perkiraan kemenangan calon presiden dari partai Demokrat Hilarry Clinton kini telah sirna setelah pencapaian suara 276 suara electoral vote. Tulisan ini tidak sedang mendukung salah satu pihak antara kubu Partai Demokrat atau Partai Republik, melainkan hanya analisa dari pandangan orang awam atas kejadian fenomenal di ujung akhir 2016 ini. Hanya ada beberapa sudut pandang yang menarik untuk diperbincangkan dan direnungkan, yaitu:



Pesan kemenangan
Pertama, di Indonesia saat ini juga sedang gempar dengan berita penistaan agama oleh gubernur non aktif DKI Jakarta yang pasalnya ada indikasi mendiskritkan umat Islam di Indonesia. Walaupun saat ini sedang proses pemeriksaan oleh aparat penegak hukum, dan kemungkinan peta kemenangan pasangan bakal calon Gubernur DKI nomor urut dua semakin kecil, namun tidak ada yang bisa menjamin kecuali realita nanti saat pemilihan digelar.

Kedua, Ancaman kepada umat Islam lokal regional Indonesia sepertinya sedang dibereskan, namun ancaman berkekuatan Internasional justeru datang menghampiri, mendekat dan kini ada di depan mata. Sebelumnya Donald Trump yang kini menjadi presiden terpilih Amerika Serikat pernah menyatakan bahwa dirinya Anti-Islam dengan melarang orang muslim masuk ke Amerika. Pemikirannya (tentang agama) berbalik 180 derajat dengan orang-orang Islam dan siap menghadapi umat Islam yang melawan dirinya.

Ketiga, Hari ini adalah hari kamis bertepatan dengan 10 November 2016 dimana dalam sejarah Indonesia terdapat peristiwa Hari Pahlawan. Soekarno muda dengan dipimpin Bung Tomo dahulu berorasi membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk mengusir penjajah. Suara lantang dan jiwa pembelaan terhadap Negara kesatuan republik Indonesia terus membakar semangat nyala api kemerdekaan, teriakan Allahu Akbar Bung Tomo adalah bagian dari jiwa yang dalam dan tidak bisa dipadamkan dengan kekalahan. Lebih baik sengsara di negara sendiri dari pada senang namun di bawah kekuasaan orang lain. Hal ini memunculkan pertanyaan pada permukaan masyarakat Indonesia yang berjiwa merah putih ini, apakah kita bisa mengusir penjajah imperialis yang menyelinap di balik kebaikan dengan tujuan memecah belah persatuan dan kesatuan Republik Indonesia saat ini?

Keempat, Donald Trump adalah presiden ke 45 untuk Amerika Serikat. sedangkan Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dia kini sudah berusia ke 70 dan usia Indonesia kini juga sudah menginjak fase ke 70 merdeka. Usia yang tua bagi Trump dan usia yang tua pula bagi kemerdekaan Indonesia. Bukanlah suatu kesalahan bila Indonesia juga harus menghadapi semua ini dengan kedewasaan bukan dengan anarkistis. Hal ini bukan karena alasan kita tidak sebanding dalam kekuatan tentaranya, melainkan bukan zamannya lagi kekerasan. lawan atau musuh bukan untuk didiskritkan atau dihina, melainkan diajak berkolaborasi dengan kita dengan cara yang bijak.

Kelima, tahukah anda berapakah tanggalan  hijriah hari ini? apakah ada kesamaan atau perbedaan pada angka antara tanggalan masehi atau hijriah? Ada apa dengan 10 November dengan 10 Shofar? Ada apa dibalik pesan sejarah 10 november dengan 10 Shofar? Sejarah 10 november kita sudah tahu, dan 10 Shofar 1438 H ini adalah bagian dari bulan kita harus semangat kembali melawan musuh khususnya di dalam diri kita. Sebelum bulan shofar adalah bulan muharram yang masuk dalam kategori bulan yang dimuliakan dan dilarang berperang. Namun Shofar ini kita sebaiknya bangkit atas ancaman masa depan kita ancaman untuk Negara Indonesia kita. Dalam kontes pemikiran dewasa, kita bukanlah untuk berperang adu fisik dengan yang menghina kita atau mengancam kita. Melainkan dengan fight to our self. Kokohkan persatuan dan kesatuan NKRI dengan upgrade integritas, professionalisme, dan keahlian rakyat Indonesia dalam berbagai bidang. Pepatah mengatakan bahwa kejahatan yang tak terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.

Namun dibalik semua ini kita tak perlu khawatir. Bukankah kita punya tuhan? Bukankah kita sudah diberi kekuatan? Bukankah kita diberi akal? hanya dengan mensyukurinyalah kita kelak akan menjadi bangsa yang madani. Nikmat tuhan akan bertambah bak Negara adil aman dan sejahtera yang hakiki, asalkan kita bisa menjaga hubungan diplomasi ekonomi politiknya.

Jaga Hubungan
Pernyataan Presiden RI patut diapresiasi: “Hubungan kita tetap akan baik, terutama hubungan dagang dan investasi. Kita tahu Amerika termasuk investor lima besar di Indonesia. Saya kira tidak akan ada perubahan”, Jelas Joko Widodo di Istana Merdeka. Sikap diplomatis demi keberlangsungan masa depan negara untuk jangka panjang adalah etika yang tepat bagi presiden. Meskipun kemenangan Trump membuat anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, itu adalah bagian efek psikologis sementara. Kepercayaan dan optimisme untuk terus bekerjasama dengan Amerika Serikat adalah bagian dari komitmen untuk memajukan Indonesia.

Sejarah mengatakan bahwa Amerika Serikat berkontribusi banyak untuk Indonesia, meskipun hubungan perdagangan sempat menurun dari 9,965 (2014) miliar dolar ke 8,647 miliar (2015) tapi masih terbilang surplus yang baik di kala ekonomi dunia melemah. Hal lain yang menjadi alasan untuk tetap bekerjasama dengan Amerika Serikat adalah posisi Amerika Serikat sebagai investor utama di Indonesia yang investasinya tumbuh 23 persen per tahun selama lima tahun terakhir. Investasi negara Paman Sam berperan enam persen dari total penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Lima sektor terbesar investasi Amerika Serikat adalah pertambangan senilai 7,2 miliar dolar AS, perdagangan/reparasi 258 juta dolar AS, industri makanan 167 juta dolar AS, industri alat angkut 142 juta dolar AS, dan industri kimia/farmasi 56 juta dolar AS.

Dari kaca mata ekonomi mengatakan bahwa Amerika tidaklah akan menarik investasi-investasinya di Indonesia, meskipun kita tahu pernyataan Trump yang Anti-Islam, nampaknya dia tidak akan berpaling dari Indonesia lantaran potensi alam dan kekayaannya begitu prospektif. Karena market Amerika dalam bidang investasi akan lebih banyak ke Asia bukan lagi China/Tiongkok melainkan Indonesia yang ideal dengan masa depan market yang sangat menjanjikan. Buktinya banyak perusahaan Amerika Serikat yang kini sudah berinvestasi di Indonesia dan bertahan sampai sekarang seperti Google, Coca Cola, Boeing, IBM, Intel, HP, Merck, Nike, Philip Morris, Visa, Procter and Gamble, dan Ford. Di sisi sektor energi dan tambang nampak Freeport, Chevron, ExxonMobil, dan BP. (Sumber: Kementrian Perindustrian).

Apalagi Donald Trump merupakan sosok pengusaha real estate papan atas Amerika Serikat. Menurut kabar agustus 2015 lalu dia sudah taken melebarkan sayap bisnisnya di Indonesia melalui Trump Hotels Collection di Bali dan Bogor.Oleh karena itu di balik kemenangan Donald Trump ada dua posisi untuk Indonesia yang mengancam dan juga menguntungkan. Tugasnya bagi pemerintah adalah bagaimana memitigasi risiko terhadap ketidak sukaannya Trump untuk Indonesia, sementara terus berdiplomasi dengan baik lagi dan cerdas agar memunculkan win solution guna memajukan Indonesia.

Purwokerto, 10 November 2016

Ibnu Kharis

Post a Comment for "Ada Apa Dengan Kemenangan Trump?"