Jimat Mas Gelar Haul Mbah Dimyathi Tremas
BANYUMAS, JOTAKO7 POST-Alumni Pondok Tremas asal Banyumas kembali menggelar
Haul KH. Dimyathi. Mereka yang tergabung dalam sebuah komunitas Jimat Mas
berencana mengadakan haul tersebut di Masjid Darul Awwabin Kebontebu Pageraji
Jum’at malam bertepatan haul di Tremas Jum’at malam, 6/10.
Acara tersebut dihadiri sekitar ratusan alumni baik tua maupun muda. Meski
sudah 82 tahun silam al-Maghfurlah KH Muhammad Dimyathi wafat, namun jasa-jasa
beliu begitu besar terhadap kemajuan ilmu dan bangsa Indonesia ini. Oleh karena
itu haul merupakan ajang untuk mengenal ulama dan mendoakannya.
Beliau dilahirkan pada hari Jum’at Legi, 26 Shafar 1296 Hijriyyah
bertepatan dengan tanggal 18 Februari 1879 M di Desa Tremas Kota Pacitan. KH
Dimyathi adalah putra ke-4 dari pasangan KH Abdullah dan Nyai Aminah.
Masa mudanya dihabiskan untuk menuntut ilmu baik dengan ‘ulama nusantara
maupun internasional. 16 tahun belajar di Makkah Al Mukarromah menjadikan
beliau ‘alim ‘allamah (begitu dalam dan luas
wawasannya tentang ilmu). Di Makkah beliau tidak sendiri, bersama adiknya yang bernama KH. Abdurrozaq menyusul kakaknya yang
sudah dahulu mukim disana. Kakaknya bernama KH. Mahfudz Attarmasie yang sudah
begitu dikenal sebagai ulama besar yang disegani ummat dari penjuru dunia.
Pemegang sanad kitab Bukhari muslim dan telah mengarang banyak kitab yang masih
menjadi rujukan sekolah/universitas terkemuka di Dunia.
2 tahun sebelum pulang ke Tanah air, ayahnya KH. Abdullah Wafat. Sehingga
KH. Dimyathi pulang untuk melanjutkan tampuk kepemimpinan sang ayahnya. Sepulangnya
dari tanah suci, beliau menikah dengan Nyai Khatijah binti KH Abdur Rahman pada
hari Kamis 7 Rajab 1323 H, atau 6 September 1905 M. Saat itu KH Dimyathi
berusia 27 tahun sedangkan isterinya, Nyai Khadijah berusia 14 Tahun.
Dari pernikahan ini, KH Dimyathi dikarunia 8 putra-putri. Berturut-turut: Nyai
Hafshoh, Kiai Hamid, Nyai Hamnah, Nyai Halimah, Kiai Habib, Nyai Habibah, Kiai
Hasir, dan Kiai Harits.
Diantara murid-muridnya adalah: KH Ali Maksum Krapyak, KH Abdul Hamid Pasuruan,
KH Muntaha Alhafidz Kaliibeber Wonosobo, Prof Mukti Ali (Menteri Agama RI era
presiden Soeharto), dan para kiai serta tokoh lainya. Sehingga tidaklah
heran jika beliau dijuluki sebagai Mbah Guru. Hampir semua ulama besar
Indonesia ilmunya dari Tremas jika dirunut sanad gurunya.
Pada hari itu Jum’at Kliwon, 17 Muharram 1356 H Allah SWT memanggil KH
Dimyathi pulang ke Rahmatullah. KH Dimyathi meninggalkan dunia untuk
selama-lamanya. Menggoreskan kenangan, menorehkan bhakti, dan menaburkan jasa
untuk terus diperjuangkan.
Semoga kita bisa meneladani beliau, dan mendapatkan berkahnya. Amiin.
al-Fatihah...
(Ibnu Kharis)
Post a Comment for "Jimat Mas Gelar Haul Mbah Dimyathi Tremas"