IIBF: Tanamkan Mental Kaya Untuk Indonesia
By: Ibnu Kharis
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pada bulan agustus 1945
sebuah negara di asia memulai sejarah barunya di kancah internasional, jepang
memulai membangun negaranya setelah luluh lantah oleh bom atum negara sekutu di
nagasaki dan hirosima. Banyak yang menduga bom itu menandai berakhirnya episode
kehadirannya dimata dunia. Diwaktu yang sama Indonesia yang sedang dijajah oleh
bangsa lain selama beratus-ratus tahun justeru mengalami puncak kegemilangan,
terlepas dari penjajahan dengan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17
agustus 1945.[1] 60 tahun kemudian ternyata jepang
mampu tampil sebagai kekuatan dunia menguasai ekonomi melalui teknologi
dan manufacturing-nya. Berbagai produk jepang merambah seantereo
dunia dan menjadikan jepang muncul sebagai kekuatan ekonomi dunia, sebagaimana
mimpi yang ingin diraih oleh bangsa ini.
Bagaimana dengan kondisi
negara indonesia? Dengan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah belum mampu
menolong bangsa ini keluar dari ketepurukan, kekayaan alam yang kaya-raya itu
ternyata juga belum mampu mengantarkan bangsa ini meraih kejayaan. Mengapa
banyak negara-negara asing mampu berhasil meraih kejayaannya, sementara
indonesia masih terpuruk? Sektor swasta pada skenario ekonomi dunia pada saat
ini sangat menentukan faktor maju atau tidaknya sebuah bangsa. Sektor swasta
yang kuat akan menjadikan bangsa ini kuat, begitupun sebaliknya sektor swasta
yang lemah akan menjadikan bangsa ini lemah pula.[2]
Pemikiran itulah yang
menjadikan inspirasi terbentuknya forum IIBF. Sebuah gerakan untuk
memajukan para pengusaha di indonesia. IIBF berdiri dan dipelopori oleh para
pengusaha di indonesia, saat ini diketuai oleh Ir. H. Hepy Trenggono, M. Kom
pendiri sekaligus CEO United Bali Muda Group, sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan konsumer food.[3]
Tujuan
didirikannya forum pengusaha muslim indonesia (IIBF) ini berguna membantu para
pengusaha dalam menghadapi dan memecahkan tantangan usaha mereka. IIBF
dijadikan untuk tambahan energi bagi para pengusaha di Indonesia dalam
membangun bisnis dan usaha mereka.IIBF mendorong pengusaha untuk percaya diri
dalam menjalankan dan mengembangkan produk usahanya apalagi di era bebas saat
ini dan yang mendatang.
Era
bebas telah menimbulkan persaingan antara produk-produk
nasional dengan produk-produk dari negara maju. Ketidaksiapan dalam
penguasaan dan pengembangan teknologi produksi menjadi
bumerang bagi kita. Produk kita menjadi lemah
untuk bersaing dan menghambat ekspor produk nasional ke pasar
dunia, sehingga memperkecil peluang untuk memperoleh
devisa.
Tiga
hal terkait tanda-tanda bahaya dunia pasar Indonesia yang dianggap menjadi
sumber keterpurukan ekonomi. Pertama, Pasar yang tidak kuat.
Indonesia sebagai Negara yang memiliki potensi konsumsi yang begitu besar,
tetapi mayoritas barang konsumsi adalah produk asing. Kedua, ketidak
mampuan pemerintah mengendalikan masuknya produk asaing membuat tingginya angka
kebangkrutan pengusaha lokal.Ketiga, tingginya angka kebangkrutan
tersebut berakibat pada rendahnya jumlah entrepreneur di Indonesia.[4]
Kondisi
indonesia yang sudah 68 tahun merdeka, ternyata tidak menjamin kesejahteraan di
semua aspek merata. Justeru ratapan kemiskinan dan keluhan rakyat semakin
terdengar jelas. Jumlah kemiskinan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
dan semakin menjadi beban pemerintah. Data perkembangan kemiskinan terbaru,
yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal bulan ini (2 Januari)
menyebutkan, jumlah penduduk miskin pada bulan September 2013 mencapai
28,55 juta orang atau sekitar 11,47 persen dari total penduduk Indonesia.
Angka ini menunjukkan kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 0,48 juta orang
bila dibandingkan dengan kondisi pada bulan Maret tahun 2013.[5]
Kenaikan
jumlah penduduk miskin yang diwartakan BPS ini nampaknya semakin mempertegas,
target tingkat kemiskinan sebesar 8-10 persen pada tahun ini, sebagaimana telah
dicanangkan dalam Rencana Pembagunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2009-2014 hampir dipastikan bakal gagal direngkuh. Ini tentu sangat disayangkan
karena, anggaran yang telah dihabiskan pemerintah untuk berbagai program
penanggulangan kemisikanan sepanjang tahun 2013 sudah mencapai 100 triliun
lebih.[6]
Kondisi
Indonesia yang masih seperti ini, yang tidak kemana-mana, ini adalah karena
yang kita bangun adalah merek, bukan pembangunan karakter. Ini sangat berbahaya
bagi indonesia kalau tetap melakukan pembangunan merek dan melalaikan
pembangunan karakter. Sebagai contoh, ketika belanja apakah kita berfikir ini
adalah produk indonesia atau produk asing? Kita juga tidak punya keyakinan
bahwa ekonomi Indonesia ditentukan oleh produk Indonesia sendiri, bukan produk
asing. Nilai juga begitu, dulu Indonesia merdeka karena ada nilai yang dibela,
yaitu Merdeka. Hari ini apa yang dibela? tidak ada. Kenapa di Indonesia semua
tambang energi itu tidak ada yang milik Indonesia? karena tidak jelas apa yang
dibela.[7]
Berbagai
realita dan fakta itulah yang mengantarkan peneliti untuk menganalisa
tentang The Rich Nation Mentality di IIBF mengenai gerakan
Beli Indonesia dan cetak 1 juta pengusaha kuat di tahun 2020.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana peran IIBF dalam Penciptaan Wirausaha sebagai
Fundamental Ekonomi Indonesia?
Bagaimana analisis SWOT IIBF dalam Penciptaan Wirausaha sebagai
Fundamental Ekonomi Indonesia?
TELAAH
PUSTAKA
2.1
Trend Kemiskinan dan Pengangguran Indonesia
Tingkat
kemiskinan per provinsi di Indonesia pada tahun 2012 secara umum mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2011, baik dari sisi jumlah penduduk miskin maupun
tingkat kemiskinannya Walaupun masih ada beberapa daerah yang belum dapat
mencapai target nasional, namun hampir semua provinsi menunjukkan prestasi
dalam menurunkan angka kemiskinannya.
Secara
geografis, konsentrasi jumlah penduduk miskin pada tahun 2012 berada di wilayah
Jawa, terutama di Jawa Barat (4,4 juta jiwa), Jawa Tengah (4,9 juta jiwa) dan
Jawa Timur (5,0 juta jiwa). Diluar ketiga provinsi tersebut masih terdapat
provinsi-provinsi lain dengan jumlah penduduk miskin lebih dari 1 juta
orang, yaitu di Provinsi Sumatera Utara (1,4 juta jiwa), Sumatera Selatan (1,0
juta jiwa), Lampung (1,2 juta jiwa) dan Nusa Tenggara Timur (1,0 juta jiwa).[8]
Berdasarkan
tingkat kemiskinannya, Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Nusa Tenggara
Timur adalah provinsi yang masih memiliki angka kemiskinan terbesar,
yaitu masing-masing 30,7 persen; 27,0 persen; 20,8 persen dan 20,4 persen.
Namun demikian, angka kemiskinan ini lebih kecil dari tahun 2011 yang
masing-masing mencapai 32,0 persen; 31,9 persen; 23 persen; dan 21,2 persen.
Sementara itu, beberapa daerah yang tingkat kemiskinannya rendah adalah DKI
Jakarta (3,7 persen), Bali (3,9 persen), Kalimantan Selatan (5,0 persen) dan
Bangka Belitung (5,4 persen).[9]
Pemerintah
melakukan perbaikan kemiskinan dengan program-programnya seperti: beras untuk
rakyat miskin (Raskin), jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), bantuan
langsung tunai (BLT), bantuan opersional sekolah (BOS), Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Perkotaan dan Perdesaan, Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan lain-lain. Selain
itu, beberapa provinsi juga aktif mengembangkan berbagai program untuk
mengurangi tingkat kemiskinan, seperti menjaga harga gabah dan komoditas
lainnya untuk memotivasi petani, menjaga pasokan berbagai komoditas untuk
menjaga harga melalui perbaikan transportasi angkut sembako, Beguwai Jejamo
Wawai, Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Klinik Pertanian
Keliling.[10]
Menurut
hemat peneliti, kemiskinan Indonesia pada saat ini telah menjadi trend yang
sudah masuk pada mental dan karakter sebagian rakyat Indonesia. Kita bisa baca
beberapa aspek kehidupan yang kerap dibumbui dengan nada miskin, program
pemerintah ketika akan menaikan harga BBM tahun 2013 mereka mengucurkan BLSM,
dan sasaran program BLSM adalah 15,5 juta Rumah Tangga, atau 25 % Rumah Tangga
dengan tingkat sosial ekonomi terendah yang terdapat dalam Basis Data Terpadu (
BDT) hasil PPLS 2011,[11] dan sebagaimana data di
atas seperti beras miskin (Raskin), BLT dll, Sementara bagi mahasiswa atau
pelajar sering dikucurkannya Beasiswa miskin, dan ternyata pendaftar beasiswa
miskin sangatlah besar sehingga harus melewati seleksi. Dan hal itu di adakan
setiap semester ternyata masih membeludak pula pendaftarnya. Inilah salah satu
mental miskin.
“Kemiskinan
kini telah menjadi titik terlemah sistem pertahanan Indonesia. Karena miskin
kita tidak bisa membeli peralatan system senjata tentara kita. Juga tidak
bisa menggaji para tentara dan polisi kita dengan layak. Miskin pula yang
menyebabkan bertebarnya anak-anak bangsa mencari makan di negeri orang.
Karena alasan miskin pula kita tidak bisa membela mereka ketika harkat mereka
diinjak, martabat mereka dihina dan kehormatan mereka direnggut,” kata Presiden
IIBF, Heppy Trenggono. Maka untuk mengembalikan kejayaan bangsa ini ke
depan menurut Heppy adalah membangkitkan spirit penggerak pembangun bangsa ini. Heppy
menyebut spirit itu adalah Entrepreneurship.[12]
2.2
Tinjauan Umum Entrepreneurship
Data
dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2013) menyebutkan bahwa Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai
6,25 persen, mengalami peningkatan dibanding TPT
Februari 2013 sebesar 5,92 persen dan TPT Agustus 2012 sebesar
6,14 persen.[13] Setiap tahun pengangguran
ini tetap menjadi permasalahan yang harus dicarikan penyelesaiannya. Belum lagi
kalau ditambah dengan jumlah pekerja yang tidak penuh (setengah menganggur dan
paruh waktu) yang jumlahnya mencapai 36,81% dari jumlah angkatan kerja.[14]
Kondisi
tersebut di atas didukung pula oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan
Perguruan Tinggi cenderung lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada
pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini kemungkinan disebabkan
sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini
masih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus
dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan.
Disamping itu, aktivitas kewirausahaan (entrepreneurial
activity) yang relatif masih rendah. Entrepreneurial activity
diterjemahkan sebagai individu aktif dalam memulai bisnis baru dan dinyatakan
dalam persen total penduduk aktif bekerja. Semakin tinggi indek
Entrepreneurial activity maka semakin tinggi Entrepreneurship level
suatu negara.[15]
Istilah
wirausaha adalah padanan kata dari istilah asing entrepreneurship. Entrepreneur
maknanya kurang lebih sama dengan Organizer. Wirausahawan bisa di katakan
sebagai anyyone who bought and sold at uncertain price.[16] Pada tahun 1776, adam smith
(bapak ilmu ekonomi) dalam bukunya An Inquiry Into The Nature And The
Wealth Of Nation, menggambarkan Entrepreneur adalah
individu yang menciptakan sebuah organisasi untuk tujuan-tujuan komersial,
menurut beliau Entrepreneur adalah orang yang mampu melihat
pandangan kedepan hingga ia berkemampuan untuk mendeteksi permintaan potensial
akan barang dan jasa tertentu, mereka adalh Economic Agents yang
mentransformasikan permintaan menjadi penawaran.[17]
Kewirausahaan
dimaknai sebagai semangat, sikap dan perilaku atau
kemampuan seseorang dalam melihat peluang, menangani usaha dan atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan juga merupakan suatu proses kreativitas dan inovasi
yang mempunyai risiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk yang
bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan.
Kewirausahaan itu dapat dipelajari walaupun ada juga orang-orang tertentu yang
mempunyai bakat dalam hal kewirausahaan.[18] Ada
tiga tahapan dalam perkembangan teori kewirausahaan:[19]
1.
Teori yang mengutamakan Peluang Usaha. Teori ini disebut teori Ekonomi, yaitu
perilaku wirausaha akan muncul dan berkembang apabila ada peluang ekonomi.
2.
Teori yang mengutamakan tanggapan orang terhadap peluang yaitu:
a.
Teori Sosiologi mencoba menerangkan mengapa beberapa kelompok sosial
menunjukkan tanggapan yang berbeda terhadap peluang usaha, dan
b.
Teori psikologi mencoba menjawab karakteristik perorangan yang
membedakan wirausaha dan bukan wirausaha dan karakteristik perorangan
yang membedakan wirausaha berhasil dan tidak berhasil
c.
Teori yang mengutamakan hubungan antara perilaku wirausaha dengan
hasilnya. Disebut dengan teori perilaku, yaitu yang mencoba memahami pola
perilaku wirausaha. Kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai, karena
kewirausahaan pilihan kerja dan pilihan karir.
Dari
ketiga teori diatas, mitos/kepercayaan bahwa “Orang Indonesia itu tidak dapat
menjadi wirausaha dan tidak dapat menjadi manajer” dapat diruntuhkan,
karena semua kegiatan dapat dipelajari, dilatihkan, dan dapat dikuasai.
Menurut
David McClelland, untuk menjadi negara yang makmur, suatu negara harus memiliki
minimum dua persen Entrepreneur dari total penduduknya. Jadi,
di Indonesia, mestinya minimal ada 4,75 juta wirausaha," kata ASISTEN
Deputi Urusan Kewirausahaan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kemenkop UKM di Jakarta.[20] Indonesia pada
tahun 2013 menargetkan rasio jumlah wirausaha per penduduk Indonesia mencapai
2,5 persen atau sebanyak 6.128.655 orang. Target ini lebih tinggi dari rasio
wirausaha 2011 yaitu 1,56 persen atau sekitar 3.707.205 orang; bandingkan
dengan Malaysia empat persen (1.154.400), Singapura 7,2 persen (3.732.480) ,
dan Amerika Serikat 11%.[21]
Hal
ini menandakan semangat dan dukungan berbagai pihak dalam bidang Entrepreneure/wirausaha
sangatlah bagus dan antusias, sebagaimana yang telah dilakukan pemerintah
dengan program-programnya seperti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Tahun 2013
yang dilakukan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, selain itu
ada GKN (Gerakan Kewirausahaan Nasional) yang diresmikan presiden Susilo
Bambang yudhoyono pada bulan februari 2011,[22] LPKM
(Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 yang
ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 12 September
2013, dan diundangkan pada hari yang sama oleh Menteri Hukum dan HAM Amir
Syamsudin,[23]
Ada
lagi PKM (Program Kewirausahaan Mahasiswa) yang dicanangkan oleh Direktorat Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi, KEMENDIKBUD.[24] Sementara dari pihak swasta banyak sekali
bermunculan komunitas-komunitas pengusaha ataupun yang sejenisnya seperti,
KPMI, IIBF, MES Raya, dll. Hal ini merupakan effort yang
positif dan perlu sustainable demi masa depan negara
Indonesia.
2.3
Mentalitas Kaya di IIBF
Forum
Pengusaha Muslim Indonesia (IIBF), yang mana nama ini merupakan usulan
(mantan–Red) karyawan Republika bernama Joko Santoso, ternyata sumbangsih terhadap
bangsa dan negara ini sangatlah besar terutama dalam masalah karakter atau
mentalitas.
Karakter
menurut Muchlas Samani & Hariyanto[25] yaitu
nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain,
serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat[26].
Sedangkan
mentalitas berasal dari kata mental yang artinya bersangkutan dengan batin dan
watak manusia, yg bukan bersifat badan atau tenaga. Dan arti mentalitas adalah
keadaan dan aktivitas jiwa (batin), cara berpikir, dan berperasaan.[27]
Didalam
sebuah wawancara penulis dengan Ust. Arif A Syamil, LC seorang pengurus IIBF
daerah Banjarnegara mengatakan;
“Orang
kalau mentalnya kaya dia akan kaya, dan orang yang mentalnya miskin maka dia
akan miskin, maka bangsa ini juga haruslah bermental kaya. Sayangnya dinegara
kita ini kebanyakan orang pada bermental miskin. Masalah kekayaan bukan masalah
kondisi akan tetapi masalah mentalitas. Orang bermental kaya akan mudah
membangun sebuah kekayaan, sedangkan orang yang bermental miskin ia akan mudah
untuk miskin. Bedanya adalah orang yang bermental kaya fokusnya adalah
investasi sedang mental miskin fokusnya pada konsumsi, orang kaya senang
melayani sedangkan mental miskin senang dilayani, mental kaya hidupnya
sederhana sedangkan mental miskin itu life style. IIBF mengartikan
kekayaan dengan begini: Lebih baik kaya beneran dari pada kelihatan kaya, lebih
baik alim beneran dari pada kelihatan alim dst.”[28]
Untuk
membangun mentalitas kaya, IIBF menggunakan program pengajian bisnis, leaders
forum, lingkaran inspirasi dll. sebagaimana yang dicantumkan dalam buku 4
Diciplines To Succes, disiplin merupakan karakter, habit, dan behaviour insan
IIBF. Disiplin adalah milik prbadi yang berkarakter unggul, karena kualitas
hidup sesorang ditentukan oleh karakternya, mentalitasnya. Mentalitas unggul
akan menjamin seseorang memiliki kehidupan yang berkualitas.
Empat
disiplin sukses merupakan mentalitas kaya yang mencakup disiplin diri, disiplin
muslim, disiplin bisnis, dan disiplin keuangan. Dimana mentalitas kaya sangat
tergambar jelas pada poin 4 (disiplin keuangan) yaitu dengan:
1. Bersedekah
minimal 10 % dari penghasilan.[29]
Allah
Swt berfirman:
Artinya: Allah
memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah[30].
dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa[31].(QS. Al-Baqarah/2 : 276) [32]
Artinya: Siapakah
yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al-Baqarah/2 :
245).[33]
Mengapa
di IIBF mengajarkan shadaqah minimal 10%? Karena anjuran rasul untuk shadaqah
2,5 persen adalah batas miskin, dan apakah kita mau disamakan dengan orang
miskin?[34]. Bagi yang mengetahui, infaq dan shadaqah
itu sebenarnya tidak ada batasannya, kita dipersilahkan untuk berlomba
sebanyak-banyaknya. Presentase itu ada dalam zakat yang bersifat wajib yang
dikeluarkan setelah sampai nishab. Dalam pandangan Islam zakat yang harus
dikeluarkan itu memang bukan hak kita, tetapi hak orang lain yang
dititipkan Allah kepada kita. Rasulullah Saw bersabda:
حديث حكيم بن حزام رضى الله عنهو خن انبى
صلى الله عليه وسلم, قال: اليد العلياخير من اليد السفلى, وابداً بمن تعول, وخير
الصدقة عن الظهر غنى, ومن يستعفف يعفه الله, ومن يستغن يغنه الله. (متفق عليه)
Artinya:
Hakiem
bin hizam r.a berkata: nabi Saw bersabda: tangan yang diatas lebih baik dari
tangan yang dibawah, dan dahulukan keluargamu (orang-orang yang wajib kamu
belanjai) dan sebaik-baik sedekah itu dari dari kekayaan (yang berlebihan), dan
siapa yang menjaga kehormatan diri tidak meminta-minta, maka Allah akan
mencukupinya , demikian pula siapa yang beriman merasa sudah cukup maka allah
akan membantu memberinya kekayaan.[35]
2. Menabung
Minimal 10% Dari Penghasilan.[36]
Dalam
suatu hadits Nabi Muhammad SAW berpesan agar menggunakan yang 5 (lima)sebelum
datang yang 5 (lima), yaitu ;
وقال النسائي في الكبرى 11832 - عَنْ
سُوَيْدِ بْنِ نَصْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْمُبَارَكِ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ
بُرْقَانَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ الْجَرَّاحِ، عَنْ عَمْرو بْنٍ مَيْمُونٍ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ:
" اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ
قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ،
وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ"[37]
Artinya: Mudamu
sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu,sempatmu (waktu luangmu) sebelum
sempitmu (sibukmu),kayamu sebelum miskinmu, dan hidupmu sebelum matimu.
Menabung
adalah sebuah perencanaan, ingat rasulullah bersabda bahwa kebaikan yang tidak
terencana akan dapat dikalahkan oleh keburukan yang terencana. Kita perlu
menabung karena kita merencanakan untuk investasi, investasi membangun masa
depan, membangun kekayaan.
Bersedekah
minimal 10% dan menabung minimal 10% dari penghasilan yang dimaksud adalah
penghasilan pribadi kita, ambilah masing - masing 10% sebelum dialokasikan
untuk keperluan yang lain - lain, itulah konsep "pay yourself first"
bagi seorang muslim, bayarlah diri kita sendiri dulu dengan disiplin!
Hidup semurah mungkin.[38]
Rasululullah
saw bersabda "Barang siapa (hidup) sederhana, maka tidak akan jatuh
miskin", hidup semurah mungkin, simplicity, adalah kunci dari
mentalitas kaya yang telah sejak lama diwasiatkan oleh Rasulullah saw. Hidup
semurah mungkin lawan katanya adalah Life Style dan boros.
Kekayaan
tidak bisa terjadi dengan semata - mata mengandalkan tingginya penghasilan,
orang yang penghasilannya meningkat cenderung gaya hidupnya juga meningkat.
Kredit konsumtif disana- sini adalah cermin dari mentalitas miskin. Orang
dengan mentalitas kaya bisa membedakan antara "kelihatan kaya" dengan
"kaya", orang dengan mentalitas miskin tidak bisa membedakannya,
mereka bahkan tidak pernah menghitung berapa besar biaya yang harus
dikeluarkan, mereka hanya memikirkan bagaimana bisa melalui semua itu. Allah
Swt berfirman:
Artinya: Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid [39], Makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan[40]. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. "(QS. Al-A'raf/7 :31)[41]
Jika
hidup kita ini diserahkan kepada nafsu yang diperturutkan, pasti tidak akan
pernah ada puasnya. Seperti orang yang meminum air laut karena kehausan, maka
semakin banyak minum justru akan semakin haus. Untuk itu hidup dan nafsu ini
harus dikelola agar tidak terjebak pada gaya hidup yang mengabdi pada pemenuhan
nafsu materialis yang tak terpuaskan. Simplicity! Hiduplah semurah
mungkin!
Membiasakan berpikir Investasi 10 Jam dalam Sebulan.[42]
Investasi
adalah sebuah pola pikir, sebuah mentalitas paling unggul. Investasikan waktu
kita, ivestasikan harta kita! Investasi mengandung makna membangun kekayaan
harus dilakukan saat ini untuk dipetik hasilnya nanti. Lawan kata investasi
adalah spending.
Membiasakan
diri berfikir investasi akan membuat kita memiliki pola pikir untuk melihat
peluang, seseorang yang tidak pernah berfikir investasi maka tidak terbiasa
melihat peluang, seorang yang terbiasa berfikir investasi akanmenghargai waktu
dan hartanya. Orang kaya memiliki pola pikir investasi, orang miskin memiliki
pola pikir konsumsi.
Kekayaan
akan diperoleh jika kita dengan sadar sedang membangun kekayaan itu; kita
serius memikirkannya dan kita serius melaksanakannya, karena yang akan
diperoleh manusia itu adalah apa yang difikirkan dan dikerjakannya. Allah Swt
berfirman:
Artinya: Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, (QS. An-Najm/53 : 39).[43]
Rasulullah
ditanya : Kerja apa yang paling baik? Rasulullah menjawab: "Kerja dengan
tangan sendiri dan perdagangan yang bersih (jujur)." Ke arah sinilah
pemikiran investasi ini kita arahkan. Islam tidak mendidik manusia untuk
konsumtif, melainkan harus produktif dan berfikir investasi. Pebisnis yang
tidak dengan sadar membangun kekayaan maka kemungkinan besarnya secara tidak
sadar sedang membangun kemiskinan!
METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis
penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan (field
research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian
kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide
pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke ‘lapangan’ untuk mengadakan
pengamatan tentang sesuatu fenomenon dalam suatu keadaan alamiah. Dalam hal
demikian maka pendekatan ini terkait erat dengan pengamatan-berperanserta.[44]
3.2 Lokasi Penelitian
Adapun
lokasi dari penelitian ini adalah IIBF Banyumas, Banjar Negara, dan Pusat.
Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. IIBF
merupakan forumnya para pengusaha yang berada di seluruh Indonesia.
b. Program
kegiatannya merupakan program sosial, yaitu untuk membantu para pengusaha dalam
praktek bisnisnya, dll.
c. Purpose,
Visi, Misi, dan Value IIBF sangatlah memberikan kontribusi
bagi perekonomian indonesia dan kejayaan bangsa indonesia, yaitu: a) Purpose IIBF:
IIBF ada untuk membangun kejayaan bangsa dengan kejayaan bangsa dengan
menciptakan para pengusaha yang berbisnis sebagaimana pebisnis kelas dunia dan
berperilaku sebagaimana muslim yang bertaqwa. b) Visi IIBF: mencetak sejuta
pengusaha Indonesia yang kuat pada tahun 2020.[48] c)
Misi IIBF[49]:
1. Melakukan
pengembangan keilmuan bisnis yang praktis, efektif, dan sesuai dengan akidah
islamiyah.
2. Menyelenggarakan
kegiatan untuk mempererat persatuan anak bangsa dalam membangun agama dan
bangsa
3. Membangun
karakter bangsa melalui peningkatan kecerdasan Entrepreneurship, Leadership,
dan Spiritual
4. Mendorong
terjadinya gerakan menuju Indonesia Jaya
Value IIBF adalah membagun pengusaha yang
berkarakter.
d. Gerakan
Beli Indonesia merupakan gerakan yang dibutuhkan dan diperjuangkan oleh seluruh
komponen bangsa ini.
e. Cetak
1 Juta Pengusaha yang kuat ditahun 2020 adalah untuk memperkuat Mentalitas dan
Karakter Bangsa.
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian adalah sumber utama yang dituju untuk diharapkan informasinya
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu orang atau
apa saja yang menjadi pusat penelitian atau sasaran.[50] Adapun
yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:
- Presiden
IIBF
Penelitian
ditujukan kepada Ir. H. Heppy Trenggono, M.KOM selaku Presiden IIBF, founder
dan CEO United Balimuda. Dari beliau diperoleh data tentang Beli Indonesia,
Cetak 1 Juta Pengusaha, mentalitas, dll.
- Sekjen
IIBF
Penelitian
ini ditujukan kepada Aswandi As’an yang memiliki informasi yang lebih riil mengenai
sejarah, visi-misi, dan perkembangan IIBF. Beliau adalah tangan kanan presiden
IIBF yang mulai kenal sejak tragedi hutang 62 milyar Bpk. Ir. H. Heppy
Trenggono M. Kom pada tahun 2007.
- Pengurus
IIBF Daerah
Pengurus
daerah merupakan pejuang IIBF yang berada disetiap daerah diseluruh Indonesia.
Adapun pengurus daerah yang diminta data oleh peneliti adalah; 1) Ust. Arif,
beliau adalah pejuang IIBF daerah Banjar Negara, 2) Irwan Saputra Sugiharto,
S.E.,M.Si. beliau merupakan pejuang IIBF daerah Banyumas.
2. Objek
Penelitian
Objek
penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.[51] Adapun objek dari penelitian ini adalah
program “Gerakan Beli Indonesia dan Cetak 1 Juta pengusaha” yang
dicanangkan oleh IIBF.
PEMBAHASAN
4.1 Peran IIBF Dalam Penciptaan
Wirausaha sebagai Fundamental Ekonomi Indonesia.
Mengapa
di Indonesia disebut sebagai negara miskin? Jawaban sederhananya adalah karena
sebagian besar penduduknya bukan orang kaya. Sebab sebuah negara disebut
negara kaya atau miskin, salah satu indikatornya adalah income
perkapita penduduknya. Mengapa penduduk Indonesia banyak yang tidak kaya?
Karena jumlah pengusahanya sangat sedikit. Hanya 1,56 % dari jumlah
penduduknya, sangat jauh dari syarat minimal untuk sebuah negara maju,
2 %.[62]
Gubernur
Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan di negara-negara
regional lainnya seperti Malaysia dan Singapura jumlah pengusaha sudah lebih
dari 4 persen. Kehadiran wirausahawan juga diharapkan dapat memperbaiki neraca
transaksi berjalan. Transaksi berjalan mengalami defisit dalam 9 triwulan
terakhir karena Indonesia mengimpor lebih banyak daripada ekspor. Tingginya
impor disebabkan oleh permintaan dari kelas menengah yang tinggi. Permintaan
tersebut tidak diimbangi dengan penawaran dari sisi domestik. Sekitar 98-99
persen wirausahawan di Indonesia adalah usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). UMKM berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. UMKM mampu
menyerap 98 persen tenaga kerja di Indonesia. Kontribusinya terhadap GDP
sebesar 57 persen.[63]
Fundamental
bangsa ekonomi Indonesia sangatlah dibutuhkan peran wirausaha, karena secara
gagasan dan pemikirannya sangatlah riil dilapangan. IIBF sebagai forumnya para
pengusaha memberikan andil besar dalam sejarah indonesia dalam penciptaan
pengusaha/wirausaha, dimana hal itu ter-cover dalam Visi- Misinya.
Gerakan
Beli Indonesia merupakan manifestasi dari misi IIBF yaitu IIBF ada
untuk membangun kejayaan bangsa dengan kejayaan bangsa dengan menciptakan para
pengusaha yang berbisnis sebagaimana pebisnis kelas dunia dan berperilaku
sebagaimana muslim yang bertaqwa. Berangkat dari rasa prihatin di kalangan
masyarakat Indonesia, terlebih-lebih pada kaum muda yang notabene malu untuk
membeli produk dalam negeri. Sekitar puluhan ribu pengusaha tergabung di IIBF
ingin ada momentum untuk mencintai produk dalam negeri. Tidak hanya mencintai,
tapi juga memproduksinya. Di Indonesia hari ini, pembangunan karakter maupun
cinta produk Indonesia hanya sebatas seminar serta seremonial dalam pidato,
tetapi tidak di lapangan dan masyarakat. Meredupnya pembangunan karakter
membuat bangsa ini lupa pada jati dirinya, tidak memiliki keyakinan diri
sebagai bangsa besar dan jaya seperti bangsa lain. Parahnya lagi tidak memiliki
nilai-nilai yang jelas untuk dibela. Hampir semua komponen bangsa ini sudah
tidak lagi membangun karakter tetapi terseret pada pembangunan brand atau
citra.[64]
Kejayaan
bangsa ada ditangan penduduknya. Dengan jumlah penduduk 244,814.9 juta jiwa
ditahun 2014, artinya Indonesia adalah sebuah negara luar biasa besar. Bangsa
lain di dunia ingin Indonesia menjadi konsumennya. Sekaligus negara kita ini
ditakuti bangsa lain kalau bisa menjadi produsen. Seperti Cina yang produknya
membanjiri di mana-mana karena memanfaatkan potensi satu miliar lebih
penduduknya.
Tabel
3. Jumlah Penduduk Indonesia
Population
ProjectionIndonesia Year 2012-2020
|
|||||||||||||||||||||
(x 1000)
|
|||||||||||||||||||||
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
|||||||||||||
205,132.0
|
207,927.5
|
210,736.3
|
213,550.5
|
216,381.6
|
219,204.7
|
222,051.3
|
224,904.9
|
227,779.1
|
|||||||||||||
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
||||||||||||||
230,632.7
|
233,477.4
|
236,331.3
|
239,174.3
|
242,013.8
|
244,814.9
|
247,572.4
|
250,342.1
|
||||||||||||||
2017
|
2018
|
2019
|
2020
|
2021
|
2022
|
2023
|
2024
|
2025
|
|||||||||||||
253,088.9
|
255,792.9
|
258,437.0
|
261,005.0
|
263,585.5
|
266,102.8
|
268,564.1
|
270,917.6
|
273,219.2
|
|||||||||||||
Sumber:
BPS.[65]
Banyaknya
jumlah penduduk merupakan sasaran empuk bagi negara pengimpor
yang sudah taken dalam CAFTA 2004, ACFTA (2010) dan AEC 2015.[66] Kesiapan Indonesia ada diatas pundak
pemerintah dan pengusaha, pengusaha yang berperan sebagai pemain atas panggung
pasar bebas nanti, sehingga Indonesia selamat dari serbuan produk asing
sehingga Indonesia bebas dari jajahan negara lain.
Indonesia
hari ini berada dalam kepungan produk luar yang membanjiri pasar dalam negeri.
Indonesia hanya menjadi sasaran permainan orang lain dan seolah tidak berdaya
menjadi pemain di negeri sendiri. Bak sebuah pertarungan, Indonesia saat ini
sedang menghadapi seorang petarung yang bersenjata lengkap dengan pakaian
pelindung yang rapat, sementara Indonesia sendiri menantang dengan telanjang
dada dengan senjata kurang yang memadai. Maka dari itu Gerakan Beli Indonesia
merupakan suatu alat untuk menghadapi problematika yang kompleks tersebut.
Komitmen
IIBF untuk bangsa yang paling inti adalah Mencetak Sejuta Pengusaha
Indonesia Yang Kuat Pada Tahun 2020. Itulah visi IIBF. Dengan berbagai
pemikiran dan pertimbangan, visi tersebut melahirkan beberapa program-program
jitu untuk melepaskan permasalahan pengusaha/wirausahawan. Kalau Indonesia
membutuhkan 2% pengusaha, itupun bukan pengusaha biasa-biasa saja akan tetapi
pengusaha yang kuat menghadapi tantangan dan problematika global. Banyak
pengusaha indonesia yang tumbang dalam permainan bisnisnya dengan berbagai
faktor yang menyebabkannya, baik karena karena skill business-nya,
terbelit hutang, dll.
Progam-program untuk
penciptaan wirausaha adalah:
1) One
Month Entrepreneure
One
Month Entrepreneure (OME)
adalah pelatihan bisnis yang didampingi oleh seorang Ambassador,yaitu
anggota IIBF yang bertugas melatih dan menuntun menjalankan
bisnis. OME diikuti oleh beberapa kelompok (@5 orang) yang lulus
seleksi dan nantinya satu kelompok akan dipilih sebagai pemenang setelah mereka
mengungguli kelompok yang lain dalam hal Kekompakan tim, Profit and
Sale, Creative Marketing, Financial management, Attitude dan
Presentasi.[67]
Semua
peserta yang lulus dalam program ini akan diberi sertifikat dan tanda
khusus sebagai anggota IIBF. OME perdana adalah OME semarang yang akan
dilanjutkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Dari progress para
peserta, Heppy mengatakan program ini menjadi salah satu
menjadi kawah candradimuka para pengusaha kuat Indonesia. Karena ituah
Heppy optimis OME ini menjadi langkah awal kebangkitan Indonesia
sebagai Entrepreneur Nation. Untuk meneguhkan
tekad dan komitmen Presiden IIBF bersama dengan sejumlah Pengurus dan
anggota IIBF, Minggu mendeklarasikan Indonesia sebagai Entrepreneur
Nation.[68]
2) Business
Coaching, yaitu pelatihan untuk para pengusaha senior, kata HT, IIBF
memiliki program dengan para coach yang dilatih secara khusus
dan disertifikasi oleh IIBF pusat.[69] Hal ini
termasuk didalam program-program Dept Free Center, yaitu:[70]
Program
Pokok
• Leaders
Forum
• Pengajian
Bisnis
• Lingkaran
Inspirasi (Sharing antar Ambassador dan Fighter)
• Klinik
Program
Strategis Daerah
• Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
Gerakan
Sosial
• Komunitas
Kesatuan Beli Indonesia
Oleh
karena itu, berbagai kegiatan dan program IIBF[71] sangatlah
membantu bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan secara otomatis hal ini
merupakan fundamental ekonomi indonesia.
4.2 Analisis
SWOT IIBF Dalam Penciptaan Wirausaha Sebagai Fundamental Ekonomi Indonesia.
Analisis
SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal perusahaan
sehingga dapat diketahui potensi-potensi yang mampu dikembangkan untuk
mendukung IIBF dalam Penciptaan Wirausahawan Sebagai Fundamental Ekonomi
Indonesia dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Dari sisi internal
akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh IIBF . Sedangkan dari
sisi eksternal, akan dilihat peluang dan ancaman dari aspek luar.
Faktor-faktor
yang akan dianalisis tersebut antara lain:
- Faktor
Internal
Faktor
internal adalah lingkungan yang berada dari dalam IIBF itu sendiri. Faktor
inilah yang menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan IIBF itu sendiri, baik
yang sudah lampau, kini maupun yang akan datang. Faktor Internal tersebut
terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) merupakan faktor-faktor yang berasal dari
internal IIBF. Beberapa faktor tersebut dipergunakan untuk mengawasi tingkat
berhasil atau tidaknya IIBF dalam Penciptaan Wirausahawan Sebagai
Fundamental Ekonomi Indonesia.
a. Kekuatan
(Strengths)
Beberapa
kelemahan yang diindikasikan sebagai faktor yang memperkuat alasan IIBF dalam
Penciptaan Wirausaha Sebagai Fundamental Ekonomi Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. IIBF
merupakan kumpulan para pengusaha sehingga bisa berbagi ilmu atau tukar
pengalaman (testimoni).
2. IIBF
sangat menjunjung nilai-nilai syar’i bukan brand syar’i, IIBF value-nya
adalah dakwah bukan bisnis.
3. Program
sosial Gerakan Beli Indonesia merupakan senjata untuk merangkul semua kalangan
untuk merebut kejayaan pasar Indonesia.
4. Dept
Free center dan program-programnya sangatlah membantu pengusaha secara riil dan
mendasar, hingga akhirnya nanti pengusaha IIBF adalah pengusaha tingkat dunia
yang handal.
5. IIBF
membangun mental dan karakter, yang merupakan aspek penting dalam berbagai hal.
b. Kelemahan
(Weakness)
Beberapa
kelemahan yang diindikasikan sebagai faktor yang memperlemah alasan untuk IIBF
dalam Penciptaan Wirausaha Sebagai Fundamental Ekonomi Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Belum
tersebarnya jaringan secara merata diseluruh kota di Indonesia, sehingga akan
memperlambat proses cetak jumlah pengusaha.
2. Kurangnya
sosialisasi pada masyarakat.
3. Kurangnya
pendidikan tentang entrepreneur.
4. IIBF
merupakan wadah pengusaha yang merelakan dirinya (volunteer), sehingga minim
jumlah relawan pada Voluntary Business Coach[72].
5. Belum
optimal dalam menggandeng The Fighter[73], sasarannya
adalah pemuda, mahasiswa, atau pelajar.
- Faktor
Eksternal Perusahaan
Faktor
eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik langsung maupun tidak
langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif ataupun negatif
bagi IIBF, artinya ada yang memberikan peluang dan sebaliknya ada yang
memberikan ancaman.
a. Peluang
(Opportunities)
Beberapa kelemahan yang diindikasikan
sebagai faktor yang dianggap memberikan peluang terhadap IIBF dalam Penciptaan
Wirausaha Sebagai Fundamental Ekonomi Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya
pengusaha yang sering jatuh bangun, baik dalam masalah hutang, skill
business, frustasi, dll.
2. Jumlah penduduk
indonesia 244,814.9 juta jiwa ditahun 2014 adalah objek calon pengusaha
sehingga dapat menambah porsi jumlah pengusaha.
3. Pasar bebas
ACFTA dan MEA merupakan market area yang luas sehingga perlu
dipersiapkan dan ditindak lanjuti.
4. Gerakan Beli
Indonesia merupakan irama yang sama dengan program pemerintah menteri
perdagangan untuk Cinta Indonesia.
5. Dukungan dari
masyarakat yang antusias terhadap IIBF dalam Gerakan Beli Indonesia adalah
sinyal positif untuk Sustainability-nya IIBF dalam memperjuangkan
dan membela Indonesia.
b. Ancaman
(Threats)
Beberapa ancaman terhadap IIBF dalam
Penciptaan Wirausaha Sebagai Fundamental Ekonomi Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Indonesia
adalah negara yang taken dalam kerjasama ACFTA dan AEC 2015.
2. Mental
bangsa Indonesia masih didominasi mental miskin.
3. Akses
market masih dikuasai asing.
Tabel 4. Analisis SWOT
Kekuatan (Strengths)
1. IIBF
merupakan kumpulan para pengusaha sehingga bisa berbagi ilmu atau tukar
pengalaman (testimoni).
2. IIBF
sangat menjunjung nilai-nilai syar’i bukan brand syar’i, dan IIBF berbicara
tentang dakwah bukan bisnis.
3. Program
sosial Gerakan Beli Indonesia merupakan senjata untuk merangkul semua
kalangan untuk merebut kejayaan pasar Indonesia.
4. Dept Free
center dan program-programnya sangatlah membantu pengusaha secara riil dan
mendasar, hingga akhirnya nanti pengusaha IIBF adalah pengusaha tingkat dunia
yang handal.
5. IIBF
membangun mental dan karakter, yang merupakan aspek penting dalam berbagai hal.
|
Kelemahan
(Weakness)
1. Belum
tersebarnya jaringan secara merata diseluruh kota di Indonesia, sehingga akan
memperlambat proses cetak jumlah pengusaha.
2. Kurangnya
sosialisasi pada masyarakat.
3. Kurangnya
pendidikan tentang entrepreneur
4. IIBF
minim jumlah relawan pada Voluntary Business Coach.Belum optimal
dalam menggandeng The Fighter[74], sasarannya adalah
pemuda, mahasiswa, atau pelajar.
5. Belum
optimal dalam menggandeng The Fighter[75], sasarannya
adalah pemuda, mahasiswa, atau pelajar.
|
|
Peluang
(Opportunities)
1. Banyaknya
pengusaha yang sering jatuh bangun, baik dalam masalah hutang, skill
business, frustasi, dll.
2. Jumlah
penduduk indonesia 244,814.9 juta jiwa ditahun 2014 adalah objek calon
pengusaha sehingga dapat menambah porsi jumlah pengusaha.
3. Pasar
bebas ACFTA dan MEA merupakan market area yang luas sehingga
perlu dipersiapkan dan ditindak lanjuti.
4. Gerakan
Beli Indonesia merupakan irama yang sama dengan program pemerintah menteri
perdagangan untuk Cinta Indonesia.
5. Dukungan
dari masyarakat yang antusias terhadap IIBF dalam Gerakan Beli Indonesia
adalah sinyal positif untuk Sustainability-nya IIBF dalam
memperjuangkan dan membela Indonesia.
|
Strategi SO:
1. Mengoptimalkan peran IIBF
dalam pengajian entrepreneure.
2. Mengedukasi masyarakat
tentang nilai-nilai ekonomi syariah.
3. Meningkatkan kualitas
produk indonesia.
4. menggencarkan gerakan beli
indonesia dan optimalisasi peran Dept Free Center.
5. Ekspansi jaringan IIBF ke
seluruh pelosok negeri.
|
Strategi WO:
1. Memperluas
jaringan IIBF
2. Mensosialisasikan
IIBF secara intensif.
3. Memberikan
program-program yang kompeten dan intensif.
4. Menambah
jumlah voluntary business coach
5. Melakukan
kerjasama dengan the fighter.
|
Ancaman (Threats)
1. Indonesia
adalah negara yang taken dalam kerjasama ACFTA dan AEC 2015,
sedangkan kondisi
2. Mentalitas
bangsa indonesia yang masih miskin.
3. Akses
market banyak dikuasai asing.
|
Strategi ST
1. Meningkatkan
kualitas SDI dan produksi.
2. Membentuk
mentalitas atau karakter bangsa kaya dengan berbabagai program-program yang
kompeten.
3. Bersinergi
dalam membangun pasar orang indonesia dengan Gerakan IIBF.
|
Strategi WT :
1. Memperluas
jaringan IIBF dan menigkatkan kerjasama dengan instansi terkait baik
pemerintah maupun swasta.
2. Mendatangkan
motivator yang kompeten.
3. Mengoptimalkan
program-program IIBF.
|
Berdasarkan analisis swot yang telah dilakukan, maka untuk menciptakan wirausaha sebagai fundamental ekonomi indonesia, maka diperlukan strategi untuk mensukseskannya. Strategi tersebut terdiri dari dua cara:
a. Strategi
internal, yaitu Strategi yang dilakukan dan berasal dari lingkungan
internal komunitas tersebut. Diantaranya:
1) Memperluas
jaringan IIBF
2) Menciptakan
Program yang kompeten dan memaksimalkan program kerja yang sudah ada.
3) Melakukan
sosialisasi tentang IIBF secara menyeluruh.
4) Menciptakan
dan meningkatkan SDI yang berkualitas.
b. Strategi
eksternal, yaitu strategi yang dilakukan dan berasal dari lingkungan eksternal.
Diantaranya:
1) Meningkatkan
kerjasama dengan instansi terkait.
2) Mendukung
program pemrintah dalam bidang entrepreneurship dan UMKM.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan jumlah penduduk
244,814.9 juta jiwa, artinya Indonesia adalah sebuah negara luar biasa
besar. Bangsa lain di dunia ingin Indonesia menjadi konsumennya. Sekaligus
negara kita ini ditakuti bangsa lain kalau bisa menjadi produsen. Seperti Cina yang
produknya membanjir di mana-mana karena memanfaatkan potensi satu miliar lebih
penduduknya. Mentalitas Kaya dan Entrepreneurship merupakan
kebutuhan mendasar bagi indonesia sekarang ini. Apalagi semakin
berkembangnya zaman dan dinamika perekonomian akan pasar bebas mendatang
menyuruh kita sebagai bangsa indonesia bertindak sebagai pemain, bukan
penonton. Sehingga masalah pengangguran dan kemiskinan dapat diselesaiakan.
Berdasarkan analisis
SWOT yang telah dilakukan, maka untuk menciptakan wirausaha sebagai fundamental
ekonomi indonesia, maka diperlukan strategi untuk mensukseskannya. Strategi
tersebut terdiri dari dua cara:
c. Strategi
internal, yaitu Strategi yang dilakukan dan berasal dari lingkungan
internal komunitas tersebut. Diantaranya:
1. Memperluas
jaringan IIBF
2. Menciptakan
Program yang kompeten dan memaksimalkan program kerja yang sudah ada.
3. Melakukan
sosialisasi tentang IIBF secara menyeluruh.
4. Menciptakan
dan meningkatkan SDI yang berkualitas.
d. Strategi
eksternal, yaitu strategi yang dilakukan dan berasal dari lingkungan eksternal.
Diantaranya:
1. Meningkatkan
kerjasama dengan instansi terkait.
2. Mendukung
program pemrintah dalam bidang entrepreneurship dan UMKM
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka ada beberapa saran untuk IIBF, yaitu:
1. Memperluas
jaringan IIBF
2. Menciptakan
Program yang kompeten dan memaksimalkan program kerja yang sudah ada.
3. Melakukan
sosialisasi tentang IIBF secara menyeluruh.
4. Menciptakan
dan meningkatkan SDI yang berkualitas.
5. Meningkatkan
kerjasama dengan instansi terkait.
6. Mendukung
program pemrintah dalam bidang entrepreneurship dan UMKM.
[1] M.
Yuanda Zara, Peristiwa 3 Juli 1946 Menguak Kudeta Pertama Dalam Sejarah
Indonesia (Yogyakarta: Azza Grafika, 2009), hlm. 11.
[2]Heppy
Trenggono, Video IIBF Indonesia -Jepang , http://www.youtube.com/watch?v=rGMo4zqUBbk,
Diupload pada 7 April 2010. Diakses pada hari rabu, 25 Desember 2013 pukul
10.23.
[3] Ibid.,
[4]Fujamas.net, IIBF
: “Derasnya Produk Asing, Penyebab Kebangkrutan Pengusaha Lokal”, ,http://fujamas.net/index.php/berita/berita-islam-solo-raya/515-iibf--derasnya-produk-asing-penyebab-kebangkrutan-pengusaha-lokal.html diposting
pada tanggal 16 juni 2013, diakses pada hari kamis 28 Desember 2013 pukul
11.05.
[5]Kadir
Ruslan, Di Balik Lonjakan Jumlah Penduduk Miskin, 2014 http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/01/03/di-lonjakan-jumlah-penduduk-miskin-621922.html diposting
pada tanggal 03 January 2014 pukul 19:18 WIB. Dan diakses pada hari jum’at, 03
Januari 2014 pukul 10.47 WIB.
[6]Ibid,.
[7]Heppy
Trenggono, wawancara dengan majalah ummi, http://beliindonesia.com/?p=1338 di
akses pada hari kamis, 28 Desember 2013 pukul 09. 35 WIB.
[8] Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional April
2013, Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan daerah 2014: Memantapkan
Perekonomian Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan.
Hlm. 44.
[9] Ibid.,
[10] Ibid.,
hlm. 45.
[11]Sekretariat
Kabinet Republik Indonesia, BLSM Salah Sasaran, Kepala Desa Dan Lurah
Berwenang Aktif Memperbaiki, http://www.setkab.go.id/artikel-9341-.html diposting
pada hari kamis, 04 Juli 2013 pukul 22:39 WIB. Dan diakses pada hari rabu,
08 januari 2014 pukul 10.17 WIB.
[12]Heppy
Trenggono, OME: Kebangkitan Indonesia Sebagai Entrepreneur Nations, http://www.iibf-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=208:hot-news-9&catid=47:hot-news&Itemid=79,
diposting pada hari minggu, 21 Maret 2010 pukul 19:26 WIB. Dan diakses pada
jum’at 29 desember 2013.
[13] Berita
Resmi statistik. Badan pusat statistik No. 78/11/Th. XVI, 6 November 2013, hlm,
1.
[14] Ibid.,
[15]Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Panduan Program Mahasiswa
Wirausaha 2013 (Jakarta: 2013), hlm. 1.
[16] Ibnu
Kharis, Local Wisdom Entrepreneurship; Nguri-Uri, Melestarikan, Dan
Memarketingkan Banyumasan, Lomba Essay BEMP-EI Stain Purwokerto 2013, hlm.
10.
[17] J.
Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship (Jakarta: Kencana,
2004), hlm. 4.
[18]Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Panduan Program Mahasiswa
Wirausaha 2013 (Jakarta: 2013), hlm. 3.
[19]Ibid.,
[20]Jurnas.Com,
“2013 Jumlah Wirausaha di Indonesia Ditargetkan 2,5 %, 2013”, http://www.jurnas.com/news/92031 diposting
pada hari jum’at, 03 Mei 2013 pukul 23:48:53 WIB. Dan diakses pada hari selasa,
26 Desember 2013 pukul. 11.23.
[21]Avantie
Fontana, Kewirausahaan Indonesia Menyambut MEA 2015 ,http://www.avantifontana.com/blog/2013/07/15/kewirausahaan-indonesia-menyambut-masyarakat-ekonomi-asean-2015/,
diposting pada tanggal 15 juli 2013, dan diakses pada 26 Desember 2013 pukul
10.56.
[22] Muryuniarsih, Paradigma
Rekonstruksi Pemuda Muslim: Mewujudkan Wirausahawan Muda Yang Memiliki Etos Kerja
Islami Melalui Pendidikan Pesantren, Karya Tulis Ekonomi Islam TEMILREG
Undip 2012.
[23]Sekretariat
kabinet Republik Indonesia, Pemerintah Bentuk Lembaga Permodalan
Kewirausahaan Pemuda http://www.setkab.go.id/berita-10696-pemerintah-bentuk-lembaga-permodalan-kewirausahaan-pemuda.html diposting
pada hari Senin, 14 Oktober 2013 pukul 08:54 WIB. Dan di akses pada hari kamis,
28 Desember 2013 pukul 14.20.
[24]Direktorat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi,
KEMENDIKBUD, Panduan PKM 2013.
[25]Muchlas
Samani & Hariyanto, 2011, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 43.
[26]Agus
Wibowo, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 33.
[27] Ebta
Setiawan, KBBI offline versi 1.1 dengan mengacu data dari KBBI Daring
edisi III, diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi .
[28] Hasil
wawancara dengan Ust. Arif A Syamil pada hari minggu, 5 Januari 2014 pukul 14.
04 di kantor IIBF Dept Free sawangan purwokerto.
[29]IIBF
Pocket Book, 4 Disciplines To Success, tanpa tahun, hlm. 32. Lihat
pula www.iibf-indonesia.com.
[30]Yang
dimaksud dengan memusnahkan Riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan
berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan
harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
[31]Maksudnya
ialah orang-orang yang menghalalkan Riba dan tetap melakukannya.
[32]Al-quran
in word ver, 1.3 created by Mohamad Taufiq.
[33] Ibid.,
[34] Hasil
wawancara dengan Ust. Arif A Syamil pada hari minggu, 5 Januari 2014 pukul 14.
04 di kantor IIBF Dept Free sawangan purwokerto.
[35] Sumber:
Lu’lu’ wal marjan hlm. 613.
[36]IIBF
Pocket Book, 4 Disciplines To Success, tanpa tahun, hlm. 34.
Lihat pula www.iibf-indonesia.com.
[37]Multalqa
ahl al-hadits, http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=137028,
diposting pada tanggal 13-05-08, 08:52 PM. Dan diakses pada hari rabu, 8
januari 2014 pukul 10.39.
[38] Ibid.,
hlm. 36.
[39]Maksudnya:
tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau
ibadat-ibadat yang lain.
[40]Maksudnya:
janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui
batas-batas makanan yang dihalalkan.
[41]Al-quran
in word ver, 1.3 created by Mohamad Taufiq.
[42]IIBF
Pocket Book, 4 Disciplines To Success, tanpa tahun, hlm. 38. Lihat
pula www.iibf-indonesia.com.
[43] Al-quran
in word ver, 1.3 created by Mohamad Taufiq.
[44] Lexy
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 26.
[45] Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),
hlm. 5-7.
[46] Sudarwan
Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi,
dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang
Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2002), hlm. 41.
[47] Ibid.,
hlm. 61.
[48]IIBF
Pocket Book, IIBF Purpose and IIBF Vision, tanpa tahun, hlm. ii.
Lihat pula www.iibf-indonesia.com.
[49]IIBF,
makalah presentasi Sekjen IIBF dalam setiap pengenalan IIBF diberbagai tempat.
Data terbaru IIBF oktober 2013, hlm. 5. Diperoleh melalui email peneliti yang
dikirim langsung oleh bpk.Aswandi As’an (sekjen IIBF) pada hari Jum’at, 10
januari 2014 pukul 10.53.
[50]Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), hlm. 122.
[51] Ibid.,
hlm. 96.
[52] Iqbal
Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), hlm. 5.
[53] Sumadi
Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 1994),
hlm. 22.
[54] Abdurrahman
Fathoni, Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Skripsi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 104.
[55] Sutrisno
Hadi, metodologi Reserce, jilid 2 (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm.
218.
[56] Cholid
Norbuko dan Abu Achmad, Metodologi Penelitian, cet. Ke-9
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 83.
[57]
Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 73.
[58] Saifuddin
Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),
hlm. 91.
[59] Ibid.,
[60]Sondang
P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: Bumi Aksara,1995),
hlm.172.
[61]Alfalisyado, Sharia
Insurance Agriculture Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Indonesia melalui Penerapan Asuransi Sektor Agrobisnis, P3M Stain
Purwokerto 2013.
[62]Wihdan,
“Hadapi MEA, Indonesia Butuh Lebih Banyak Wirausahawan”, Republika
Online, http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/13/11/20/mwjxrm-hadapi-mea-indonesia-butuh-lebih-banyak-wirausahawan,
diposting pada hari rabu, 20 November 2013 pukul 14:50 WIB. Dan diakses pada
hari rabu, 27 desember 2013 pukul. 09.15.
[63] Ibid.,
[64]Heppy
Trenggono, OME: Kebangkitan Indonesia Sebagai Entrepreneur Nations, http://www.iibf-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=208:hot-news-9&catid=47:hot-news&Itemid=79,
diposting pada hari minggu, 21 Maret 2010 pukul 19:26 WIB. Dan diakses pada
jum’at 29 desember 2013.
[65]Hasil
proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima
tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000
menjadi 273,2 juta pada tahun 2025, http://www.datastatistikindonesia.com/proyeksi/index.php?option=com_content&task=view&id=919&Itemid=934 diakses
pada hari kamis, 09 januari 2014 pukul 23.47.
[66]Dalam
menyikapi perdagangan bebas ini terjadi pro-kontra perjanjian perdagangan bebas
asean ini memunculkan brbagai tanggapan mulai dari berbagai pembuat kebijakan,
pelaku usaha, dan cendekiawan. Bagi yang mendukung adanya perdagangan bebas ini
karena menganggap perdagangan itu berarti besar bagi geostrategis dan
geoekonomis Indonesia maupun negara asia tenggara secara keseluruhan. Lihat
Jurnal kajian lemhannas, Peningkatan Daya Saing Industri Indonesia Guna
Menghadapi ACFTA Dalam Rangka Memperkokoh Ketahanan Nasional, edisi 14 desember
2012, hlm. 43.
[67] Heppy
trenggono, OME: Kebangkitan Indonesia Sebagai Entrepreneur Nations, http://www.iibf-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=208:hot-news-9&catid=47:hot-news&Itemid=79 diakses
pada jum’at 29 desember 2013.
[68] Ibid.,
[69] Heppy
Trenggono, Ormas Islam Jawa Timur Minta IIBF Segera Membangun Sinergi
Perjuangan (25 Mei 2011 pukul 20:07) https://www.facebook.com/notes/heppy-trenggono/ormas-islam-jawa-timur-minta-iibf-segera-membangun-sinergi-perjuangan/225077694170345 diakses
pada hari kamis 9 januari 2014 pukul 22.45.
[70] Dept
Free Center, makalah presentasi Sekjen IIBF dalam Seminar Cara Cepat Melunasi
Hutang, Masjid Darussalam purwokerto (Jl Merdeka, Purwokerto, Jawa Tengah
53116) pada hari Rabu, 25 Desember 2013.
[71] Adapun
gambaran umum tentang program-program IIBF, peneliti cantumkan pada
lampiran.
[72] Jumlah
voluntary business coach baru 40 di seluruh indonesia.
[73] The
Fighter adalah para pengusaha dan calon pengusaha pemula yang beranggotakan
mahasiswa-mahasiswa, pelajar, ataupun pemuda lainnya.
[74] The
Fighter adalah para pengusaha dan calon pengusaha pemula yang beranggotakan
mahasiswa-mahasiswa, pelajar, ataupun pemuda lainnya.
[75] The
Fighter adalah para pengusaha dan calon pengusaha pemula yang beranggotakan
mahasiswa-mahasiswa, pelajar, ataupun pemuda lainnya.
Ya.. Bela Indonesia!!
ReplyDeleteBeli Indonesia!!
ReplyDelete