Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Benih Banyak Justeru Efektif, Bukan Boros


Pose Usai Panen


by: Ibnu Kharis Jotako 7

Salah satu yang menjadikan petani di jawa agak sukar menerima sistem tanam teknologi Hazton adalah boros di Benih. Kalau menggunakan sistem SRI cukup 25 Kg per Ha, Konvensional 40 Kg per Ha, sedangkan Hazton butuh 100 Kg per Ha. Tuhkan timpang banget perbandingannya, Hazton Boros gak efektif dan efisien.

Begitulah kata petani Jawa ketika baru mendengan Hazton. Mereka enggan maju pertaniannya hanya karena permasalahan benih yang menurut mereka boros.

Ini adalah salah satu tugas kita, si Boy anak tani wajib untuk menyadarkan mereka tentang apa arti efektif dan efisien. Hehe.. Baru setelah itu boleh berasumsi ini boros atau justeru ini efektif.
Mimin belajar apa itu boros atau efektif langsung dari Ahli Ekonomi Bank Indonesia sekaligus praktisi Aggrobisnis, Ir. Djoko Juniwarto. Kalau ditinjau dari ilmu hadis ini shahih looh, muttashil, dan mutawatir. Hahaa.. maksudnya jangan ragu boy,, ini beneran gak hoaax belaka. Anak muda memang harus jeli dan kreatif dalam meyakinkan petani.
Ir. Djoko Juniwarto

Dalam usaha tani itu ada dua komponen biaya, yaitu biaya input dan biaya proses.
Kalau soal benih itu baru satu item biaya input, jadi harus dianalisis secara keseluruhan, baru ditarik kesimpulan efektif-efisien atau tidak. Begitu broii.

Jadi ceritanya mengapa saya tuliskan artikel ini adalah perdebatan dari pak Wahyu Pupuk Silika Granule Jember dan kawan-kawan di Group WA Hazton Indonesia. Awalnya pak Budi BNH Kalbar ngepost begini:

“satu kata dari my brother (bung Anton) kemarin..
Kalau Kita Berat membawa benih ke sawah, berat juga Allah mengeluarkan gabah dari sawah..”

Om Dwi hardjo Trijono hanya komen Jempol pertanda setuju.

Selang beberapa menit muncul pak Wahyu Pupuk Silika granule Jember ngoment:

“tapi kalau menurut saya... Methode Hazton itu tidak Efisien... boros bibit... akan memberatkan petani kecil. Asumsinya kalau dari pandangan saya.. buah aja agar bisa tumbuh besar dan baik perlu sekali dilakukan penjarangan buah dalam pohonnya... itu dasar pemikiran saya... kalau terlalu banyak dan rapat buahnya, maka buahnya akan kecil-kecil dan tidak bagus visualnya..”

21 menit berlalu tidak ada yang komentar, mungkin waktu itu jam 12.27 sedang pada istirahat dan makan siang.. hehee saya juga belum berani komentar, kayaknya pakar dan para masternya langsung yang perlu menjawab.

Betul juga, yang komentar duluan itu Pak Anton diawali photo narsis beliau di depan pohon buah jeruk:

“buah yang berdesakan, tidak produktif akan memeras energi tanaman untuk produksi total. Begitu juga padi, anak2, cucu (Padi yang mengandalkan anakan) yang telat lahirnya juga tidak produktif. Hasil akhir atau tujuan akhir adalah PRODUKSI...

Dapatkah dikatakan BOROS, orang bikin gedung bertingkat menggunakan Ribuan zak semen? ??? tetanggaku aja cuma perlu 1 zak semen untuk kandang ayamnya?” komentar pak Anton.
Ir. Anton Komarudin

Kembali pak Hardjo Trijono acungkan jempol, dan salam Hazton. Hanya kini jempolnya yang diacungkan jadi dua. Hahaa

Hingga muncul pernyataan dari pak Joko tadi, bahwa benih itu baru satu bea input belum keseluruhan. Dan tidak boleh menjustice efisien atau tidak sebelum dianalisis semuanya.
Kita lanjut lagi chatnya ya,, makin ramai broii

Pak Anton: “nah..kalau sudah keluar pernyataan ekonom Bank indonesia yang juga praktisi Agribisnis... ngikut ngaminkan jak saye.. hee”.
Pak hazairin kepancing, dan ngikut nimbrung: “disamping efisien secara ekonomi juga efektif”.

Lanjut komentar pak Djoko: “pengalaman saya pribadi dengan SOP Hazton, petani hanya boros di benih tapi tidak signifikan juga kalau di Rupiahkan, tetapi tiga biaya proses dapat dihilangkan, yaitu Nyulam/nanjangi dan 2 kali matun. Bila dirupiahkan kurang lebih Rp. 2.400.000 perhektarnya”. Jelas Pak Djoko.

Lanjut Pak Hazairin: “ooh.. jadi hanya pergeseran biaya ya pak? Namun justeru lebih hemat biaya. Mungkin selama ini tidak pernah terpikirkan hemat tenaga untuk nyulam dan matun/penyiangan, karena petani pakai tenaga sendiri. Jadi ndak pernah terpikir petani bekerja di lahannya sendiri tanpa diupah”. Bener juga pak haz ini, segala sesuatu memang harus diperhitungkan dalam berwirausaha tani.

Pak Anton: “Jika gunakan Hazton, pembengkakan biaya biasanya terjadi disebabkan karena reaksi terkejut akibat pola tanam dan cabut bibit yang berbeda selama ini (digebal-gebal, padahal tidak boleh digebal alias masih beserta tanahnya)... itu kan karena kaget saja, lama-lama akan terbiasa”. Terang Pak Anton.

Pak Djoko: “dengan asumsi harga benih biasa Rp. 5.000/kg dengan sistem jiwir diperlukan 40 kg (200 ribu/ha). Hazton perlu 100 kg (400 ribu/ha) dengan biaya lebih 200 ribu pada benih tapi mengirit 2,4 juta, artinya efisien 2,2 juta..”. luar biasa bukan?

Pak Anton: “karena posisi tawar pemilik lahan lagi rendah”.

Pak Hazairin: “ini namanya transformasi pola budidaya yang menuju efisiensi untuk meningkatkan daya saing petani. Ongkos biaya lebih rendah tapi hasil produksi menjadi meningkat”. Jelasnya.

Pak Djoko: “iyaaa pak Haz. kalau rumus saya: Naikkan angka pembilang (out put) turunkan angka penyebut (input+by proses), pembilang dibagi penyebut nilainya minimal 2”. Tegas pak Djoko dengan konsep barunya. Ibarat total produksi 28 juta setelah dikurangi total biaya 12 juta minimal 2.

Pak hazairin: “mantaap itu prinsip dasarnya pak..”

Pak anton: “dengan teknologi readymix ternyata ribuan zak semen itu berkurang, hasil lebih oke dan efisien”.

Pak Nurudin FNS: “sebenarnya pembahasan seperti ini tentang Hazton sudah final. Hazton teknologi cerdas. Tinggal dikembangkan saja.”. Pungkasnya.

Namun sayang, dengan penjelasan dari para insinyur pertanian dan ahli ekonom sekaligus praktisi agribisnis Indonesia itu pak Wahyu masih saja belum yakin. Mintanya agar diteliti lagi oleh Kementrian Pertanian Pusat atau Balitbang. Padahal Balitbang saja terkadang masih belum jeli dan salah sasaran. Seperti kasus SRI (sistem ridho ilahi).

Begitu sobat Jotako 7.. dalam Hazton benih banyak BUKAN boros, ini hanya trik Investasi saja.
“Jangkrik Makan Permen- iniTrik Menn..”

Yupz.. Sekarang saatnya bagaimana mengembangkan teknologi Hazton ini lebih mudah,  murah, dengan hasil melimpah.

Post a Comment for "Benih Banyak Justeru Efektif, Bukan Boros"