Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Lahirnya Hazton III

pose Ir. Hazairin di samping rekayasa padi Hazton

By: Ibnu Kharis
Setelah sukses dilakukannya rekayasa penanaman padi di atas pot polybag dengan jumlah bibit ombol sekitar 20-30 bibit perlobang. Hazton dicoba pada petakan sawah sempit di belakang kantor Dinas Pertanian, yang kemudian dikembangkan dengan dengan uji coba pada skala yang lebih luas.

Berdasarkan informasi yang kami peroleh, pada tahun 2014 Hazton kembali ditanam di areal persawahan seluas 8.000.000 M2 atau 800 Hektar. Lokasi uji coba tersebut beragam mulai dari lahan pasang surut di desaPeniraman, Kabupaten Mempawah, Desa Serdau, Kota Singkawang, Desa Sungai Kakap, Kabupaten Kubu raya, serta Desa Semparuk dan Paloh di kabupaten sambas.

Pada lahan sawah tadah hujan ditanamlah Hazton di Desa Anjungan Melancar dan Sembora, Kabupaten Mempawah serta Sedahan, Desa Benawai Agung, Kabupaten koyong Utara.

Hasil Uji Coba menunjukkan produktifitas yang berbeda-beda. Berkisar antara 4-9 ton perhektar, termasuk yang dihasilkan dari Uji coba dalam rangka verifikasi di Balai Besar  Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi.

Ada beberapa lahan yang menghasilkan produktivitas rendah karena terserang penyakit blast (Pyricularia Grisea) seperti yang terjadi di Desa Sungai Kakap, Desa Serdau, dan Desa Anjungan Melancar. Sementara di Desa Peniraman dan Semparuk sampai saat ini masih menggunakan teknologi Hazton karena terbukti produktifitasnya terus meningkat. Dari awal sebelum hazton hanya 3 ton per hektar kini setelah menggunakan teknologi Hazton terus meningkat dari waktu ke waktu, mulai 9 ton per Ha, 15 ton Per Ha, sampai yang terakhir 19-20 ton per Ha.

Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa Teknologi Hazton tepat dan bagus di aplikasikan. Bukan bersifat spesifik pada lahan atau daerah. Hal ini disebabkan tingkat kesungguhan petani dalam bercocok tanam Hazton sesuai SOP atau aturan. Tidak heran jika yang terjadi di jawa tidak sebagus yang di kalbar adalah karena belum sesempurna usaha yang dilakukan di Kalbar. Titik kritis Hazton mulai saat masa semai, daud/pencabutan benih, cara nanam ombolnya dan pupuk yang direkomendasikan (pupuk kandang dan probiotik alami) dan beberapa perawatan belum total dalam aplikasinya. Sehingga belum maksimal.

Ini adalah hukum alam. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mencapai keberhasilannya, begitupun yang masih ragu alias tidak sungguh-sungguh tentu tidak akan bisa meraih keberhasilannya.

Salam Hazton!
Sebarkan ke petani di daerah anda, jadilah bermanfaat untuk mewujudkan impian petani.


Post a Comment for "Sejarah Lahirnya Hazton III"