Cara Memasuki Dunia Wirausaha
We Know That..
Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi
seorang wirausaha atau kewirausahaan yang sukses tidak hanya mempunyai
keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi juga mempunyai kemauan dan
kemampuan (jiwa kewirausahaan). Mampu dalam menangkap ide peluang-peluang
bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir, kreatif serta
mempunyai kemauan yang kuat untuk konsisten dan tidak mudah menyerah (menyukai
tantangan).
Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang
dapat kita ambil hikmahnya. Sering kali kita kagum menyaksikan kesuksesan
seorang pengusaha. Kadang- kadang kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha
tersebut. Namun, jika kita telaah lika- liku sebelum sukses menjadi pengusaha
banyak cerita suka duka dibelakang kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang
menyedihkan dibalik kesuksesan yang diraih oleh pengusaha tersebut. Ada
pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih- tatih. Bahkan sering
kali pengusaha tersebut menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena
keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari waktu-
ke waktu selama bertahun-tahun akhirnya berhasil.
Ketika kita ingin berwirausaha kita perlu
mengetahui cara-cara memasuki dunia usaha. Terdapat tiga cara dalam memasuki
dunia usaha yaitu merintis usaha baru, membeli perusahaan yang sudah ada di
pasar dan kerja sama manajemen. Sealin itu kita juga perlu mengetahui mengenai
perencanaan sebuah usaha karena jika tanpa perencanaan yang baik maka sama
halnya dengan kita merencanakan gagal. Oleh karena itu pembahasan mengenai cara
memasuki dunia usaha sangat penting bagi para calon wirausaha.
Seringkali masyarakat membuka usaha tanpa
adanya rencana usaha yang baik sehingga cenderung membiarkan usahanya mengalir
begitu saja tanpa arah dan pertimbangan yang jelas, hal ini berakibat
eksistensi usahanya tidak bertahan lama. Oleh karena itu perlu adanya konsep
dan perencanaan usaha yang baik.
Go Entrepreneur And Start Now!
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai
tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber – sumber melalui cara – cara baru
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
dengan cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, menghasilkan barang
dan jasa sehingga lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada,
dan memenuhi cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.[1]
Berdasarkan pegertian tersebut diketahui bahwa yang
menjadi indikator keberhasilan seorang wirausaha yaitu dimana ia mampu
memberikan kepuasan kepada konsumen. Oleh karena itu sebagai calon wirausahawan
kita perlu mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen agar tercipta kepuasan konsumen.
Banyak masyarakat kita yang terjun menjadi
seorang wirausaha karena tuntutan kehidupan. Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan terdapat beragam sebab seseorang memulai usaha. Ada lima sebab seseorang mulai merintis
usahanya, yaitu:[2]
1. Faktor keluarga pengusaha
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan (iseng)
4. Coba-coba
5. Terpaksa
Pengusaha yang memulai usaha karena faktor
keluarga cukup banyak ditemui. Artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga
mereka sudah memiliki usaha sebelumnya.
Orang tua atau saudara pengusaha tersebut menganjurkan keluarga lainnya
untuk membuka usaha sendiri. Keluarga sengaja mengader anggota keluarga lain
untuk meneruskan usaha atau membuka cabang atau usaha baru. Dengan demikian,
mulai dari modal, suplai bahan-bahan, sampai manajemen sang pengusaha pemula
tinggal mengikuti yang sudah ada. Kesuksesan usaha seperti ini cukup banyak
terjadi di berbagai belahan dunia termasuk indonesia.
Sengaja terjun menjadi pengusaha, artinya
seseorang dengan sengaja mendirikan usaha. Biasanya mereka belajar dari
kesuksesn orang lain. Mereka mengikuti contoh dari pengusaha yang ada dengan
mencari modal atau bermitra dengan orang lain. Model ini biasanya dilakukan
oleh mereka yang berstatus pegawai, namun memiliki naluri bisnis.Tidak sedikit
model seperti ini mencapai kesuksesan. Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi
tuntutan dan pedoman pengusaha ini dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor berikutnya adalah melakukan usaha dengan
tidak sengaja, biasanya dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai
usaha sampingan untuk tambahan kegiatan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh
mereka yang mencoba menjual atau memproduksi sesuatu skala kecil untuk mengisi
waktu luang. Akan tetapi, usaha ini ternyata terus meningkat. Meningkatnya
pesanan atau permintaan ini terus pula direspons oleh pemilik dengan menambah
modal dan kapasitas produksinya. Maka, kegiatan yang semula dilakukan hanya
untuk mengisi waktu senggang menjadi kegiatan yang memberikan hasil yang luar
biasa.
Memulai usaha dengan cara coba-coba cukup
banyak dilakukan dan juga menuai kesuksesan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh
mereka yang belum memiliki pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan,
atau mereka yang baru terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun demikian,
tidak sedikit usaha yang diawali dengan coba-coba ini yang mencapai kesuksesan.
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang
terjadi, namun berdasarkan hasil penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan
yang berhasil karena keterpaksaan. Mereka biasanya membuka usaha karena
kehilangan pekerjaan atau menganggur. Sebagai contoh, setelah lulus sarjana
Bang Aras mengajukan ratusan lamaran kerja ke berbagai perusahaan, namun tidak
pernah diterima menjadi pegawai. Kemudian dia memutuskan untuk berwirausaha.
Langkah melakukan wirausaha dijalankannya dengan setengah hati. Namun,
kenyataan bahwa usahanya memberikan hasil yang lumayan dalam waktu relatif
singkat membuatnya bersemangat. Hal ini menjadi motivasi yang kuat untuk
memajukan usahanya.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang
untuk memulai usaha, baik secara berkelompok maupun perorangan. Cara memulai
usaha yang lazim dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mendirikan usaha baru
Artinya, seseorang memulai usaha dengan
mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah
mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha, mulai dari akte
notaris sampai ke pengadilan negeri (Departemen Kehakiman), kemudian mengurus
izi-izin yang dibutuhkan. Disamping itu, tugas lain adalah mencari lokasi yang
tepat dan menyediakan peralatan atau mesin yang sesuai dengan usahanya.
b. Membeli perusahaan
Artinya,
membeli perusahaan yang telah didirikan dan dirintis oleh orang lain dengan
nama dan bentuk organisasi yang sudah ada. Pembelian usaha dapat dilakukan
terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif,
tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut aset
perusahaan yang dimiliki.
c. Kerjasama
manajemen dengan sistem waralaba (franchising)
Model ini dikembangkan dengan memakai
nama manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai
perusahaan induk (franchisor) dan perusahaan yang menggunakan disebut franchise.
Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor berupa:
ü Pemilihan lokasi usaha
ü Bentuk bangunan
ü Layout gedung dan ruangan
ü Peralatan yang diperlukan
ü Pemilihan karyawan
ü Penentuan atau penyediaan bahan baku atau
produk, dan
ü Iklan bersama
Cara seperti ini sudah dilakukan oleh
McDonald, Indomart, Rumah makan sederhana, dan lain-lain.
d. Mengembangkan usaha yang sudah ada
Artinya, pengusaha melakukan pengembangan
atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun
penambahan kapasitas yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan
perusahaan keluarga. [3]
What Your
Business Passion?
Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu
pemilihan bidang yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini penting agar
kita mampu mengenal seluk beluk usaha tersebut dan mampu mengelolanya.
Pemilihan bidang usaha ini harus disasuaikan dengan minat atau bakat seseorang,
karena minat dan bakat merupakan faktor penentu dalam menjalankan usaha.
Disamping faktor minat atau bakat, faktor penentu lainnya adalah modal yang
dimiliki. Setiap bidang usaha memerlukan modal yang besarnya tergantung
usahanya. Faktor modal dapat dicari dari berbagai sumber, baik dari kantong
pribadi, sanak famili, rekan- rekan sejawat, atau pinjaman.
Faktor
lainnya adalah jangka waktu memperoleh penghasilan atau keuntungan. Ada usaha
yang jangka waktu perolehan keuntungannya relatif pendek, sedang, dan panjang.
Usaha jangka pendek maksudnya adalah jangka waktu yang diperlukan dibawah 1
tahun, misalnya untuk produk pertanian sayur-mayur, usaha ternak ayam, atau
ikan. Usaha jangka menengah berkisar antara 1 hingga 3 tahun, seperti bidang
industri dan perdagangan. Usaha jangka menengah bidang pertanian antara lain
jeruk dan cokelat. Sementara itu, usaha jangka panjang diatas 3 tahun, seperti
perkebunan kelapa sawit dan karet.
Faktor besarnya laba yang akan diperoleh dapat
dijadikan sebagai acuan. Ada usaha yang dalam waktu singkat, antara 1 hingga 3
bulan sudah menghasilkan laba, namun ada pula usaha yang memerlukan waktu lama.
Artinya, harus mengembalikan modal terlebih dahulu baru dapat memetik hasilnya.
Jadi, untuk menentukan bidang usaha yang akan
digeluti tergantung dari empat faktor sebagai berikut:
a. Minat atau bakat
Minat atau bakat sudah ada dan dapat
timbul dari dalam diri seseorang. Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah
tertanam dalam dirinya. Minat juga dapat tumbuh setelah dipelajari dari
berbagai cara. Namun, seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari
keturunan akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan
usahanya.
b. Modal
Modal secara luas dapat diartikan uang.
Untuk memulai usaha terlebih dahulu diperlukan sejumlah uang. Dalam arti
sempit, keahlian dapat dikatakan sebagai modal seseorang. Dengan keahlian
tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk
menjalankan usaha.
c. Waktu
Waktu adalah masa seseorang untuk
menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha memiliki masa yang berbeda-beda ada
yang dalam jangka waktu pendek, ada pula dalam jangka waktu menengah, atau
panjang. Dalam jangka pendek artinya dibawah 1 tahun usaha tersebut sudah
memberikan hasil, misalnya usaha jasa, agrobisnis, peternakan ikan atau ayam.
Kemudian dalam jangka menengah misalnya usaha jeruk, cokelat atau peternakan
kambing, sedangkan jangka panjang seperti pertanian karet ataukelapa sawit.
d. Laba
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah
besarnya margin laba yang diinginkan. Disamping itu, dalam hal laba yang perlu
dipertimbangkan adalah jangka waktu memperoleh laba tersebut. Margin laba
maksudnya jumlah laba yang akan diperoleh (dalam persentase tertentu),
sedangkan jangka waktu adalah lama tidaknya memperoleh laba, sesaat atau
terus-menerus.
e. Pengalaman
Pengalaman maksudnya pengalaman pribadi
pengusaha tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam
melakukan usaha. Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak
melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya nanti. Akhirnya pelajaran
terbaik adalah pelajaran yang datang dari pengalaman. Harganya jelas lebih
mahal dari pelajaran di bangku kuliah mana pun. Kita menganalnya dengan Belajar
dari common mistake. Cara terbaik mempelajari common mistake adalah
berinteraksi langsung dengan pelaku usaha yang pernah mengalaminya. Pelajari
kiat-kiat mereka untuk bangkit dari kesalahan dan untuk memperbaiki kesalahan
itu.[4]
Terkait dengan pengalaman sebagai seorang
pebisnis ia harus mampu mendapatkan relasi yang banyak/ Networking.
Hampir tidak ada pebisnis yang berjuang
sendirian tanpa peran jaringan. Siapa yang menguasai pasar, dialah yang
menguasai bisnis.[5]
Oleh karena itu, Apabila kita tidak mau bersosialisasi maka jangan memasuki
dunia bisnis karena membangun jaringan dan relasi merupakan salah satu faktor
terpenting dalam kesuksesan bisnis. Meskipun kita memiliki modal yang besar,
namun Anda tidak akan mampu bertahan sendirian tanpa membangun relasi dan
jaringan.
Jika tidak bersosialisasi terutama dengan
pebisnis lain maka kita akan miskin informasi mengenai apapun yang terjadi pada
perkembangan bisnis. Jika hal itu terjadi maka kita akan terlambat dalam merancang
strategi ketika sesuatu terjadi. Oleh karena itu relasi sangat bermanfaat dalam
berbagi informasi tidak hanya tentang kerja sama.
Selamat Berwirausaha..
Salam Hangat
Jotako7
Jurnal Of
Trust And Kaleidoscopical Obsession
Jujur Omongane, Tawadhu’ Akhlake, Kualitas Obrolane
Daftar
Pustaka
Fadiati, dkk. 2011. Menjadi WirausahaSukses. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Kasali, Rhenald, dkk. 2010. Modul Kewirausahaan untuk Program
Strata 1. Jakarta : PT Mizan Publika
Kasmir. 2011. Kewirausahaan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Mutis, Thoby. 1995. Jurus jitu
memenangkan persaingan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Setiawan, Ardy Widjaya. 2103.101 Penyakit Terparah Dalam Bisnis
Serta Solusnya Jogjakarta : PT Buku Kita
Sunaryo,
Abas, dkk. 2011. Kewirausahaan. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET
Wahono, dkk. 2006. Kewirausahaan IIB. Yogyakarta: LP2IP
[1] Abas Sunaryo
dkk., Kewirausahaan,(Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2011), hlm. 11
[2] Kasmir, Kewirausahaan,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 38
[3] http://www.zainalhakim.web.id/tiga-cara-memulai-dunia-usaha.html, diakses pada hari Rabu 1 Oktober 2014
[4] Rhenald Kasali,
dkk., Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1, (Jakarta : PT Mizan Publika,
2010), hlm. 191
[5] Ardy Widjaya
Setiawan, 101 Penyakit Terparah Dalam Bisnis Serta Solusnya ,(
Jogjakarta : PT Buku Kita, 2103), hlm. 102
Post a Comment for "Cara Memasuki Dunia Wirausaha"