Petani Indonesia Belum Merdeka
By: Ibnu Kharis Pareto
Tulisan ini berawal dari
sebuah postingan dan obrolan di Whatsapp tanggal 17 agustus 2016 di grup Hazton.
semoga bermanfaat.
Indonesia dan Korea Selatan merdeka
pada hari yang berdekatan. Kalau Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945,
Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945.
Walaupun hanya beda 2 hari, Korea
Selatan yang dahulu lebih miskin dari Indonesia, sekarang menempati papan atas
Negara Maju.
Hmmm .... hanya berbeda 2 hari tapi
bisa berbeda segalanya … !
Orang Korea tidak merayakan 15
Agustus-an seperti kita di Indonesia. Mereka hanya mengibarkan bendera, sudah.
Tidak ada umbul-umbul, spanduk, lomba-lomba, apalagi peringatan yang meriah.
Apakah tanpa semua itu mereka tidak
cinta negaranya? Jawabannya, pasti tidak.
Orang Korea, tidak ada yang tidak
cinta negaranya. Jika di Indonesia di tiap kantor dipasang foto presiden dan
wakil presiden, di Korea mereka hanya memasang bendera negaranya. Bagi mereka,
"Siapapun presidennya, negaraku tetap Korea".
Setelah kemerdekaan Korea dari
Jepang, mereka masih harus melewati fase perang saudara hingga akhirnya pecah
menjadi Korea Utara dan Korea Selatan. Saat itu, orang Korea teramat miskin,
hingga makan nasi (yang merupakan kebutuhan pokok) saja susah.
Sehingga setiap bertemu, satu sama
lain mereka akan bertanya “Sudah makan nasi?”, jika belum maka akan diajak
makan. Begitu pula dengan kerja keras, sudah tidak diragukan lagi hasil nyata
dari kerja keras Korea Selatan saat ini.
Pesan dari Presiden Korea saat itu,
“Let’s work harder and harder. Let’s
work much harder not to make our sons and daughters sold to foreign countries.”
(Mari kita bekerja lebih keras dan lebih keras. Mari kita bekerja lebih keras
untuk tidak membuat anak-anak kita dijual ke luar negeri)
Dan kemudian ditutup oleh quote ini,
“Now, we promise that we will hand
over a good country to our sons and daughters, we will give you the country
worthy to be proud as well.”
("Sekarang, kita berjanji bahwa
kita akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra dan putri kita, kita
akan memberikan negara yg layak untuk dibanggakan.")
Bisakah kita? lalu apakah petani
kita sudah merdeka?
"Petani Merdeka" klo
menurut saya adalah sebuah mimpi yang masih panjang. Bukan masalah SDA dan SDM.
Menurut saya malah masalah "POLITIK WILL" kepada petani yang saat ini
paling dominan. Selama sistem pembanguan pertanian seperti saat ini, kita semua
masih harus mimpi dan tidur panjang. Hapuskan bantuan dan Subsidi! Fokus
pada Subsidi Harga Pasar.
sepanjang pemerintah masih “Memanjakan
Petani” kita tidak pernah bisa mandiri, HARUSNYA subsidi pada harga seperti di
Negara-negara maju, BUKAN subsidi pupuk, benih dan lain-lain itu justru bisa
dipermainkan sama pejabat sendiri. tapi kalau subsidi harga kan petani yang
untung.
Yang kita perlukan adalah “Kepastian
Harga Panen”, jangan sampai dipermainkan toko atau bandar
demi segelintir orang.
Setuju kan Sobat Jotako7?
Sebaiknya kedepan tidak usah ada lagi
bantuan ke petani. Hanya harga dasar gabah saja disubsidi “Makin Banyak
Dibantu Makin Tidak Bisa Mandiri”.
Fakta petani dilapangan bukankah memang
seperti itu...? tapi itu juga memang sudah Sunatulloh, untuk tiap perubahan selalu diawali dari yang
sedikit..
Untuk membangun petani yang mandiri
akan sulit bila tidak memiliki prinsip yang kuat sebagai pondasi untuk
menentukan arah pengembangan pertaniannnya..
Memang sulit untuk “Memerdekakan
Petani” tapi kita (Haztoners) akan terus berdakwah dijalan ini...
Petani yang belum
"merdeka" adalah yang terikat, manja, dan termasuk "Petani
Langganan Program".... terkesan ada proyek atau program baru mau
melaksanakan. Saya sudah banyak jumpai yang tanpa bantuan, program dll tetap
jalan, tetap semangat, dan alhamdulillah semakin sehat, semakin eksis. Tetapi jumlah mereka sedikit
sekali. ..... Sudah saatnya Perubahan! seru Anton komarudin, penemu Hazton.
Beli barang produksi Indonesia, bela
Indonesia, bukan karena kualitas tinggi atau harga yang murah. Tetapi karena
milik Bangsa sendiri. Petani
Indonesia harus kita bela.
Salam
Hangat Jotako7
Jurnal Of Trust And Kaleidoscopical
Obsession
Jujur Omongane, Tawadhu’ Akhlake, Kualitas
Obrolane
Post a Comment for " Petani Indonesia Belum Merdeka"