Ekspedisi Pencarian Tiket Purwokerto Jakarta
By: Ibnu Kharis
Awalnya aku takut bepergian seorang diri ke tempat nan jauh di
pelupuk mata sana. Tanpa kawalan tanpa pengawasan. Apalagi tempat tersebut
adalah tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Aku melihat seribu
bayangan dalam sejuta kejadian nanti. Apalagi dulu notabenenya aku adalah “si
anak mamah” yang selalu diantar-jemput, diawasi dan dipantau keberadaannya.
Perasaan was-was, takut, panik, terus menghantuiku di saat aku akan berkunjung
ke Jakarta Pertama Kali seorang diri.
Namun apapun itu kalaulah aku belum menjalaninya, aku tidak bakalan
tahu apa dan bagaimana yang sebenarnya akan terjadi padaku. Itulah yang aku
coba yakinkan pada diriku, karena bisa jadi itulah bayangan kamuflase
yang menjadikan kita down. Kini aku berusia 24 tahun, usia yang sudah
bukan lagi anak-anak, atau remaja. Kini aku harus mandiri, berani, dan percaya
diri.
Jumat sore kemarin sesaat hujan turun membasahi kampung aku di
Pageraji, di saat aku duduk santai menikmati irama rintik air hujan, ponselku
bordering getar. Sontak akupun terbelalak menatap layar Hp CDMAku yang kini
sudah di root menjadi GSM. Ada panggilan dari nomor tak dikenal, 021-569xxxxx.
Bukan nomor pribadi, gumamku. Tanpa
pikir panjang, kuterimalah panggilan tersebut.
Selamat sore bapak Ibnu kharis,
Saya dari Majalah Sahabat Mancing, mau mengkonfirmasi kehadiran
bapak Ibnu Kharis, besok senin tanggal 20 apa bisa datang untuk wawancara? salam dan tanyanya. Aku yang setengah
gak menyangka, baru kemarin apply e ternyata ee dipanggil wawancara.
Hatiku berucap Alhamdulillaah. Akupun menjawab dengan bahasa yang bijak. Selamat sore juga pak, kalau
terkait wawancara, saya akan menjawabnya sesaat setelah saya mendiskusikan
kepada keluarga terlebih dahulu. Yang terpenting saya dikasih alamat lengkapnya.
Iapun akhirnya mengiyakan permintaan saya, nanti saya kirimkan detailnya
melalui sms ya pak. Terimakasih.
Selang beberapa menit, kulihat ada pesan masuk di kotak Inbox.
kubaca, kuteliti lagi, dan kuyakinkan lagi bahwa ini sungguhan bukan khayalan
atau mimpi. Aku belum bisa meresponnya langsung, aku ceritakan pada ortu, dan
mereka bilang kamu tak perlu grasa-grusu (gugup) untuk membalas pesan tersebut.
Akhirnya, setelah kupertimbangkan ini itunya, aku Yes. Esok harinya
(Sabtu, 18/03/17) kuminta bantuan teman untuk mengantarkan ku membeli tiket.
Kucari tiket di Stasiun kereta api yang merupakan moda transportasi nyaman,
aman, cepat dan murah. e sekali lagi ee, memang benar apa kata orang bahwa
terkadang rencana tidak sesuai dengan kenyataan. Tiket keberangkatan Jakarta
semua ludes habis dipesan orang. Rasanya memang rada down, iki piye iki piye.
Untung kubersama teman, dia menyemangatiku untuk terus berjuang. Kita berdua
memutuskan untuk membeli tiket Travel yang ada di Purwokerto.
Mencari Travel di kota Purwokerto lebih mudah dibanding mencari
tiket lainnya. Dengan mengirimkan pesan sms/call saja kontaknya, si biro jasa
tersebut menjemput kita sesuai dengan jam keberangkatan tepat di depan rumah
kita. Namun begitu, my pocket is not allowed me to pay it. Uang
pemberian ayahku tak mampu membeli tiket tersebut. Hampir 3 kali lipat lebih
mahal dibanding tiket kereta yang hanya 67 titik tiga. Sedangkan harga travel
menjulang tinggi ke angka 22 titik empat.
Ah, apa harga ini hanya di biro travel ini saja, barangkali
harganya akan berbeda (lebih murah) pada biro jasa travel lain. Tak lama dari
tempat travel tersebut (Mitra Travel), digeberlah motor baja hitamku menuju
daerah Tanjung. Dulu aku lihat ada 2 biro (Rizki travel, sama yang satunya
lupa). Dan ternyata, kejadian tak diiginkan kembali terulang, namun bukannya
mahal melainkan kantornya sudah tutup/pindah dimana. Aku lanjutkan ekspedisi
ini dengan mencari travel lain.
Kulewati jalan Gerilya Purwokerto Selatan itu dengan mata melirik
ke kanan-ke kiri, siapa tahu ada Travel. Belum nemu, cuzz jalan lagi kea rah
Berkoh, ada travel Alhamdulillah, namun ee gak ada jurusan Jakarta. Istirahat sejenak
sambil mencurahkan asa pada temanku, yang sembari tadi setia menemani dan
mensupport aku. Beruntung kutemukan teman seperti dia yang begitu setianya. Ia
mengetahui di daerah Ovvis Este Soedirman di sana ada travel namanya Mitra
Travel. Sesampainya di sana, ee sekali lagi ee.. Ya Allah Terimakasih.. Engkau
telah memberiku rasa semangat untuk mencari Biro jasa perjalanan ke Jakarta
yang lain karena harganya juga sama 22 titik empat. Singkat cerita, aku sudah
mendatangi 5 biro jasa travel dan gak cucok.
Di ambang kegelisahan dan letih lelah menyusuri kota satria ini,
akhirnya kumantapkan naik Bus. Kita berdua survey harga di terminal Bolo Pitu
Purwokerto di mana aku harus kembali ke arah tadi kita lewat. Akhirnya Engkau
maha Agung ya Allah.. Tiket bus Purwokerto-Jakarta kudapatkan 85.000. Nanti aku
turun di Citraland Grogol. Setelah itu aku naik mikrolet/bajaj ke arah
Latumenten dimana nanti aku akan wawancara kerja di IFT (International Fishing Tackle)
tepatnya di bagian Jurnalis menjadi Reporter Majalah Sahabat Mancing. Semoga aku
sukses. Aku Percaya, aku Optimis, Allah akan memberiku jalan yang terbaik
sebagaimana doaku..
Amiin.
Post a Comment for "Ekspedisi Pencarian Tiket Purwokerto Jakarta"