Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aswaja Yang Benar, Ini Dia Penjelasannya!



By: Ust. Ahmad Fauzi

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang heterogen. Beragam suku budaya agama ada satu di sana. Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda-beda, rakyat Indonesia selalu menjalankan persatuan dan kesatuan NKRI. Sehingga dengan kesatuan dan persatuan tersebut yang disinergikan dari latar belakang ragam perbedaan masyarakat, tentu kedepan akan menjadi Negara besar yang maju.

Hal ini tidak diinginkan oleh pihak-pihak asing, baik barat maupun timur sendiri. Apalagi Indonesia sendiri sampai saat ini masih bergelar The Largest Moslem Population on the world/mayoritas rakyatnya adalah beragama Islam. Sehingga mereka tidak mau hal ini terjadi.

Kini tanpa kita sadari, imperialis/penjajah terus menggerogoti sendi-sendi Bangsa kita. Falsafah Pancasila di rongrong-rongrong, undang-undang dipermasalahkan, hingga yang tak kalah mujarrab bagi mereka adalah melalui Islam/agama itu sendiri. Menurut hemat penulis semua ini sudah by design. Mereka terus melancarkan aksinya melawan penduduk pribumi asli Indonesia, dan memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. Salah satunya dengan Aswaja.

Mengapa Aswaja?

Karena Aswaja adalah bagian dari landasan keimanan umat Islam Indonesia, yang ketimur-timuran, yang menjunjung tenggang rasa, toleransi dan saling menghormati. Sehingga yang terjadi adalah Islam yang rahmatan lil ‘alamin yang membawa keberkahan untuk setiap penganutnya, dan tentu keberkahan untuk bangsa Indonesia beserta seluruh rakyatnya.

Bagaimana dengan Aswaja hari ini?

Penulis beranggapan bahwa para musuh-musuh bangsa Indonesia kini menyerang melalui budaya/agama setempat. Tidak heran jika kini banyak pihak yang baru muncul yang mengatasnamakan paham Aswaja namun praktiknya memojokkan para pendahulunya. So, Disini terdapat conflict of interest yang mengatasnamakan Aswaja.

Pentingnya Memahami Aswaja yang sesungguhnya.

Pendapat ini kami dapatkan dari seorang Ustadz yang benar-benar ustadz dari pojok Pacitan, dan seorang pentashih kepercayaan di Perguruan Islam Pondok Tremas. Pondok tertua, yang telah berkontribusi banyak untuk kemerdekaan RI dan Islam di Indonesia.

Ini Dia Aswaja Yang Insyaallah Benar, yang kami yakini benar karena berasal dari pemahaman yang Ahli/expertise dalam bidangnya yang jelas sanad silsilah guru-gurunya.

Dalam Istilah masyarakat Indonesia, istilah Aswaja muncul dari kata Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Disini terdapat 3 komponen kata sehingga terbentuk istilah tersebut, yaitu:

1. Ahl, berarti keluarga, golongan atau pengikut.
2. As-Sunnah, yaitu segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
3. Al-Jama’ah, yakni apa yang telah disepakati oleh para sahabat rasulullah SAW pada masa khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.

Syaikh Abdul Qodir al-Jailani menyebutkan sebagai berikut:

فالسنة ما سنه رسول الله صلى الله عليه وسلم، والجماعة ما اتفق عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فى خلافة الأئمة الأربعة الراشدين المهديين رحمة الله عليهم أجمعين (الغنية لطالبى طريق الحق)

“Yang dimaksud dengan as-Sunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh rasul SAW. Sedangkan pengertian dari jama’ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi kesepakatan para sahabat Nabi Muhammad SAW pada masa Khulafa’ur Rasyidin yang empat yang telah diberi hidayah. Mudah-mudahan Allah SWT memberi rahmat pada mereka semua.”

Selanjutnya, seorang penulis kitab “al-Kawakib al-Lamma’ah” yaitu bernamaSyaikh Abi al-Fadhl bin Abdussyakur menyebutkan:

“Yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi SAW dan jalan para sahabatnya dalam masalah akidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlaq hati”

Jadi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah merupakan ajaran yang mengikuti semua yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, dan sebagai pembeda dengan yang lain.

Ciri Khas Aswaja

Ada tiga ciri khas kelompok ini, yakni tiga sikap yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya. Ketiga ciri khas tersebut adalah “at-Tawassuth”, sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Kemudian “at-Tawaazun”, seimbang dalam segala hal, terakhir “al-I’tidal”, yaitu tegak lurus.

Nah,, ketiga prinsip tersebut dapat dilihat dalam keyakinan keagamaan, perbuatan lahiriyah (fiqh) serta masalah akhlaq yang mengatur gerak hati (tasawwuf). Dalam praktik keseharian, ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di bidang keyakinan keagamaan (tauhid) tercerminkan dalam rumusan yang digagas oleh Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Sedangkan dalam bidang fiqh/masalah yang berkaitan badaniyah terwujud dengan mengikuti madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi’I, dan madzhab Hanbali. dan dlam bidang tasawwuf mengikuti rumusan Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali.

Pertanyaannya, apakah kita percaya dengan 4 Khulafa’ur Rasyidin?
Apakah kita percaya dengan 4 Imam Madzhab?
Apakah kita mengikuti ajaran Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali?

Kalau sudah, Alhamdulillah. Semoga kita senantiasa berada di jalan yang benar ini bukan jalan yang mengatas namakan kebenaran. Jika belum, alias masih tidak percaya dengan 4 khulafaur Rasyidin, 4 Imam Madzhab, dan 2 imam yang menjadi sentra ajaran tasawwuf. Segera berbenah, bergabung dengan para Salafunas Salih. BUKAN orang Salaf (istilah orang Wahabi yang menjebak) serta yang menyerupai mereka. Belajar ke guru yang jelas sanad atau silsilah gurunya, keilmuannya. Belajar ke pondok pesantren. Ayo Mondok!

Sikapi internet dengan bijak, karena banyak konten Hoax/yang mengatasnamakan kebenaran. Budaya kita sudah beralih/dialihkan pada konsumerisme, hedonis, dan pragmatis. Semua Instan, ngajinya saja di you tube/browsing di situs yang kurang dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Maka jangan heran Bangsa ini sedang seperti ini.


Kesimpulan penjelasan diatas, dapat kita rumuskan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah merupakan ajaran yang sesuai dengan apa yang digariskan oleh rasulullah SAW dan para sahabatnya.


Salam Jotako7
Journal Of Trust And Kaleidoscopic Obsession

Post a Comment for "Aswaja Yang Benar, Ini Dia Penjelasannya!"