Aswaja Yang Benar, Ini Dia Penjelasannya!
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
heterogen. Beragam suku budaya agama ada satu di sana. Meskipun memiliki latar
belakang yang berbeda-beda, rakyat Indonesia selalu menjalankan persatuan dan
kesatuan NKRI. Sehingga dengan kesatuan dan persatuan tersebut yang
disinergikan dari latar belakang ragam perbedaan masyarakat, tentu kedepan akan
menjadi Negara besar yang maju.
Hal ini tidak diinginkan oleh pihak-pihak asing,
baik barat maupun timur sendiri. Apalagi Indonesia sendiri sampai saat ini
masih bergelar The Largest Moslem Population on the world/mayoritas
rakyatnya adalah beragama Islam. Sehingga mereka tidak mau hal ini terjadi.
Kini tanpa kita sadari, imperialis/penjajah terus
menggerogoti sendi-sendi Bangsa kita. Falsafah Pancasila di rongrong-rongrong,
undang-undang dipermasalahkan, hingga yang tak kalah mujarrab bagi mereka
adalah melalui Islam/agama itu sendiri. Menurut hemat penulis semua ini sudah
by design. Mereka terus melancarkan aksinya melawan penduduk pribumi asli
Indonesia, dan memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. Salah satunya
dengan Aswaja.
Mengapa Aswaja?
Karena Aswaja adalah bagian dari landasan keimanan
umat Islam Indonesia, yang ketimur-timuran, yang menjunjung tenggang rasa, toleransi
dan saling menghormati. Sehingga yang terjadi adalah Islam yang rahmatan lil
‘alamin yang membawa keberkahan untuk setiap penganutnya, dan tentu keberkahan
untuk bangsa Indonesia beserta seluruh rakyatnya.
Bagaimana dengan Aswaja hari ini?
Penulis beranggapan bahwa para musuh-musuh bangsa
Indonesia kini menyerang melalui budaya/agama setempat. Tidak heran jika kini
banyak pihak yang baru muncul yang mengatasnamakan paham Aswaja namun
praktiknya memojokkan para pendahulunya. So, Disini terdapat conflict of
interest yang mengatasnamakan Aswaja.
Pentingnya Memahami Aswaja yang
sesungguhnya.
Pendapat ini kami dapatkan dari seorang Ustadz
yang benar-benar ustadz dari pojok Pacitan, dan seorang pentashih kepercayaan
di Perguruan Islam Pondok Tremas. Pondok tertua, yang telah berkontribusi
banyak untuk kemerdekaan RI dan Islam di Indonesia.
Ini Dia Aswaja Yang Insyaallah Benar, yang kami
yakini benar karena berasal dari pemahaman yang Ahli/expertise dalam bidangnya
yang jelas sanad silsilah guru-gurunya.
Dalam Istilah masyarakat Indonesia, istilah Aswaja
muncul dari kata Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Disini terdapat 3 komponen
kata sehingga terbentuk istilah tersebut, yaitu:
1. Ahl, berarti keluarga, golongan atau
pengikut.
2. As-Sunnah, yaitu segala sesuatu yang
telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
3. Al-Jama’ah, yakni apa yang telah
disepakati oleh para sahabat rasulullah SAW pada masa khalifah Abu Bakar, Umar
bin Khattab, Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.
Syaikh Abdul Qodir al-Jailani menyebutkan sebagai
berikut:
فالسنة ما سنه رسول الله صلى الله عليه وسلم،
والجماعة ما اتفق عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فى خلافة الأئمة
الأربعة الراشدين المهديين رحمة الله عليهم أجمعين (الغنية لطالبى طريق الحق)
“Yang
dimaksud dengan as-Sunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh rasul SAW.
Sedangkan pengertian dari jama’ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi
kesepakatan para sahabat Nabi Muhammad SAW pada masa Khulafa’ur Rasyidin yang
empat yang telah diberi hidayah. Mudah-mudahan Allah SWT memberi rahmat pada
mereka semua.”
Selanjutnya, seorang penulis kitab “al-Kawakib
al-Lamma’ah” yaitu bernamaSyaikh Abi al-Fadhl bin Abdussyakur menyebutkan:
“Yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi SAW dan jalan para
sahabatnya dalam masalah akidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlaq
hati”
Jadi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah merupakan
ajaran yang mengikuti semua yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan
para sahabatnya, dan sebagai pembeda dengan yang lain.
Ciri Khas Aswaja
Ada tiga ciri khas kelompok ini, yakni tiga sikap
yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya. Ketiga ciri khas
tersebut adalah “at-Tawassuth”, sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim
kiri ataupun ekstrim kanan. Kemudian “at-Tawaazun”, seimbang dalam segala hal,
terakhir “al-I’tidal”, yaitu tegak lurus.
Nah,, ketiga prinsip tersebut dapat dilihat dalam
keyakinan keagamaan, perbuatan lahiriyah (fiqh) serta masalah akhlaq yang mengatur
gerak hati (tasawwuf). Dalam praktik keseharian, ajaran Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah di bidang keyakinan keagamaan (tauhid) tercerminkan dalam rumusan
yang digagas oleh Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Sedangkan dalam bidang
fiqh/masalah yang berkaitan badaniyah terwujud dengan mengikuti madzhab Hanafi,
madzhab Maliki, madzhab Syafi’I, dan madzhab Hanbali. dan dlam bidang tasawwuf
mengikuti rumusan Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali.
Pertanyaannya, apakah kita percaya dengan 4
Khulafa’ur Rasyidin?
Apakah kita percaya dengan 4 Imam Madzhab?
Apakah kita mengikuti ajaran Imam Junaid
al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali?
Kalau sudah, Alhamdulillah. Semoga kita senantiasa
berada di jalan yang benar ini bukan jalan yang mengatas namakan kebenaran.
Jika belum, alias masih tidak percaya dengan 4 khulafaur Rasyidin, 4 Imam
Madzhab, dan 2 imam yang menjadi sentra ajaran tasawwuf. Segera berbenah,
bergabung dengan para Salafunas Salih. BUKAN orang Salaf (istilah orang Wahabi
yang menjebak) serta yang menyerupai mereka. Belajar ke guru yang jelas sanad
atau silsilah gurunya, keilmuannya. Belajar ke pondok pesantren. Ayo Mondok!
Sikapi internet dengan bijak, karena banyak konten
Hoax/yang mengatasnamakan kebenaran. Budaya kita sudah beralih/dialihkan pada
konsumerisme, hedonis, dan pragmatis. Semua Instan, ngajinya saja di you
tube/browsing di situs yang kurang dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Maka
jangan heran Bangsa ini sedang seperti ini.
Kesimpulan penjelasan diatas, dapat kita rumuskan Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah merupakan ajaran yang sesuai dengan apa yang digariskan
oleh rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Salam Jotako7
Journal Of Trust And Kaleidoscopic Obsession
Salam Jotako7
Journal Of Trust And Kaleidoscopic Obsession
Post a Comment for "Aswaja Yang Benar, Ini Dia Penjelasannya!"